Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah telah melakukan antisipasi gejolak perekonomian global, sehingga tidak akan terlalu mengganggu perkembangan ekonomi Indonesia. "Pemerintah telah melakukan antisipasi, kami terus kelola semuanya dengan opsi-opsi dan kebijakan yang kita kembangkan nantinya gejolak itu tidak akan sangat mengganggu perekonomian kita," kata Presiden saat membuka Pameran Produk Ekspor (PPE/Trade Expo Indonesia 2007) di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa. Presiden mengakui perlambatan pertumbuhan ekonomi global akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Pengamat menyebut kemungkinan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang 5,2 persen tahun ini, bisa jadi hanya 4,8 persen. Ada semacam perlambatan ekonomi karena gejolak keuangan global dan meningkatnya harga minyak dunia yang menembus 90 dolar AS per barel," jelasnya. Akibatnya, akan tercermin pada laju inflasi yang meningkat, perubahan pada neraca pembayaran dan mempengaruhi APBN dengan berbagai program subsidi. Selain itu, persaingan menarik investasi maupun ekspor akan semakin ketat, karena pasar yang menyempit dengan adanya pembatasan konsumsi. Presiden mengajak semua kalangan agar ikut melakukan antisipasi perlambatan ekonomi global serta pengaruh kenaikan harga minyak bumi, dengan mewujudkan gerakan hemat energi. "Saya ajak semua untuk hidup lebih hemat energi, itu adalah perilaku dan budaya yang harus kita mantapkan. Diversifikasi energi itu kita bisa dan mampu karena kita punya banyak sumber energi alternatif," kata Presiden. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007