Ternate (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Maluku Utara (Malut)  berupaya mengembangkan biji pala dan fulinya dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri makanan dan minuman serta mendorong komoditi pala untuk diekspor ke berbagai negara.

Kepala Distan Malut, Idham Umasangadji di Ternate, Kamis semangat Distan Malut dalam menggenjot ekspor komoditi pala didukung oleh seluruh pemangku kepentingan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman yang diberi nama Pakta Parada 2019, 

"Kita akan memacu komoditi, terutama komoditi rempah yang terdiri dari pala dan cengkeh, kita akan coba untuk ekspor dari Malut langsung," katanya.

Dia menjelaskan, alasan pala menjadi komoditi unggulan ekspor pertanian adalah tingkat persaingan yang tergolong kecil,  sementara permintaan relatif tinggi. 

Selain itu, lanjutnya, secara nasional produksi pala  Malut berada pada urutan kedua setelah Aceh. Produksi pala tahun 2015 sebanyak 6,992 ton, meningkat drastis pada tahun 2016  menjadi 13,887 ton, namun tahun 2017 produksi menurun jauh yakni 6,689 ton.

Jika dihitung per kabupaten/kota di Malut, Halmahera Tengah (Halteng) menduduki urutan pertama dengan jumlah produksi 1,827 ton, disusul Halmahera Utara (Halut) 1,506 ton, dan Ternate 1,032 ton.

"Sesuai Kepmentan nomor 830 tahun 2016 tentang Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional, tiga kabupaten kota itu ditetapkan sebagai lokasi pengembangan pala," katanya.

Dia menambahkan, ekspor komoditi pekebunan Malut sudah sering dilakukan, hanya saja melewati pelabuhan Bitung dan Tanjung Perak Surabaya.

Menurut dia, dengan terbukanya kran ekspor langsung dari pelabuhan Ternate ini, saya berharap kita coba untuk ekspor langsung. Terhitung sejak tahun 2010 hingga 2014 ekspor perkebunan sudah dilakukan yakni ke Filipina dengan total frekuensi ekspor sebanyak 70 kali, volume ekspor 114.784 ton, rata-rata harga per tahun Rp5,780/kg, dengan nilai transaksi sebesar Rp676,27 miliar

Baca juga: Sirup pala jadi buah tangan dari Maluku Utara

 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2019