Jakarta (ANTARA) - Komisioner Perdagangan dan Investasi Queensland (salah satu Negara Bagian Australia) Benjamin Giles memaparkan mengenai program inovatif dalam mewujudkan kota digital salah satunya adalah dengan berinvestasi di energi terbarukan seperti tenaga surya.

"Di Brisbane (ibukota Queensland) telah menginvestasikan sekitar 50 juta dolar untuk panel solar (tenaga surya)," kata Benjamin Giles dalam diskusi "Future Cities: Shifting Toward 4.0 Mega Trends" di BSD, Tangerang Selatan, Kamis.

Dengan adanya investasi yang berjumlah besar tersebut, lanjutnya, maka setiap orang di tempat tinggalnya dapat menggunakan panel tenaga surya untuk mendapatkan kebutuhan listrik masing-masing.

Selain itu, ujar dia, Brisbane juga telah meraih juara smart city atau kota cerdas di Australia tahun lalu.

Menurut Benjamin, inovasi untuk dapat mewujudkan kota cerdas sifatnya harus bottom up, yaitu dari berakar di masyarakat yang mendorongnya ke dalam pemerintahan.

Ia juga berpendapat bahwa apa yang terwujud dengan baik seperti di Brisbane atau di Jakarta, belum tentu juga dapat terwujud dengan baik bila diterapkan di kota lain.

Baca juga: Indonesia gandeng Australia Barat bahas teknologi kelistrikan

Sebagaimana diwartakan, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dalam kurun tiga tahun terakhir (2016-2018) telah membangun Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) di 30.000 titik menerangi jalan sepanjang 1.500 km pada 200 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang dibiayai oleh APBN Kementerian ESDM.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Sutijastoto didampingi Dirjen Ketenagalistrikan, Rida Mulyana, di Jakarta, Jumat (8/3) menyampaikan bahwa untuk tahun 2019, Kementerian ESDM menargetkan tambahan PJU-TS di 21.000 titik yang untuk menerangi jalan sepanjang 1.000 km.

"Pemerintah Daerah masih bisa mengusulkan pembangunan PJ-TS di daerah mereka untuk 2019 ini," ujar Sutijastoto.

Menurut Sutijastoto, dengan penerangan dari PJU-TS ini akan menambah perekonomian kota menjadi lebih bergairah. "Semaksimal mungkin kita upayakan (PJU-TS) untuk menerangi listrik di jalan raya. Penerangan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat untuk kesejahteraan. Oleh karena itu kita bantu, meski kecil tapi penerangannya cukup bagus," jelasnya.

Dirjen Ketenagalistrikan turut menambahkan, PJU-TS ini juga merupakan bentuk pengelolaan uang rakyat kembali ke rakyat. "Ini (PJU-TS) adalah upaya menciptakan energi yang cukup, handal dan terjangkau. Bayangkan begitu panjangnya setara sejauh Anyer ke Panarukan dibangun penerangan. Unsur keamanan masyarakat pun jadi meningkat, juga membantu Pemda mengurangi tagihan ke PLN. PJU-TS ini sangat membantu," ungkap Rida.

PJU-TS adalah lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya dan terintegrasi dengan baterai. Lampu PJU-TS ini sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik terutama di daerah terpencil.

PJU-TS juga dapat diaplikasikan di daerah perkotaan seperti di kawasan jalan utama, jalan kawasan perumahan, Kawasan industri, dan fasilitas umum lainnya. Khusus untuk tahun anggaran 2018, Kementerian ESDM melaksanakan pemasangan PJU-TS di 26 Provinsi dan 167 Kabupaten/Kota dengan jumlah PJU-TS sebanyak 21.839 titik.

Baca juga: Tiga BUMN bersinergi kembangkan energi terbarukan
Baca juga: Pemanfaatan energi terbarukan butuh modal 90 miliar dolar AS

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2019