Pangkalpinang (ANTARA News) - Indonesia membutuhkan sebanyak 100 kapal tempur jenis korvet, yang harganya Rp1,6 Triliun per unit, dengan ukuran panjang kapal 100 meter yang kemungkinan dibeli dari Belanda. "Kita juga membutuhkan tambahan pesawat tempur, helikopter dan kapal selam untuk memperkuat alat utama sistim persenjataan (Alusista)," kata Gubernur Lemhanas, Prof. Dr. Muladi, di Pangkalpinang, Bangka, Kamis. Muladi yang datang ke Pangkalpinang dalam upaya memperkenalkan tugas dan kebijakan Lemhanas itu menyatakan persenjataan Indonesia harus terus dilengkapi, meski dilakukan secara gradual (bertahap). Atas dasar itu, ia sangat setuju alokasi anggaran pertahanan ditingkatkan dalam APBN 2008. "Dephan usulkan Rp73 Triliun, namun yang dikabulkan hanyar Rp33 Triliun," ujarnya. Ia menyatakan sudah melihat korvet buatan Belanda itu. Harga perlengkapan militer sangat mahal, tapi harus dimiliki Indonesia sebagai negara kepulauan untuk mengamankan wilayahya. Muladi menegaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif telah mengakibatkan Indonesia terkucil dibanding negara-negara tetangganya, seperti Malaysia dan Singapura. "Malaysia tergabung dalam anggota negara-negara Persemakmuran bersama puluhan negara lainnya, misalnya India, Australia dan tentu saja Inggris. Bila salah satu dari ketiga negara itu diserang, anggota negara-negara Persemakmuran lain akan membantu. Bagaimana dengan Indonesia," ujarnya. Dibanding dengan negara-negara tetangga di Asean (Asia Tenggara) persenjataan Indonesia masih tertinggal. Upaya melengkapi persenjataan itu perlu terus dilakukan. Untuk mengatasinya, katanya, Indonesia mencoba bekerja sama dengan Singapura melalui DCA, namun kerjasama itu sekarang sedang mandeg. "Untuk memperbaiki persenjataan dan memperkuat alusista, adalah dengan menambah APBN sektor pertahanan. Kita harapkan jumlahnya akan terus meningkat," ujar mantan Menteri Kehakiman itu. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007