Palembang (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) menyalurkan bantuan mesin produksi ke sejumlah pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru.

Kasubdit Program Pengembangan Industri Kecil Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan dan Aneka Ditjen IKMA Kemenperin, Rifky Yuswandi, mengatakan di Palembang, Sumsel, Selasa, mengatakan bantuan ini sudah disalurkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu ke sejumlah daerah, termasuk Sumatera Selatan.

Pada 2019 bantuan mesin di Sumsel diberikan melalui Koperasi Unit Desa (KUD) yang tiap KUD itu terdiri atas 20 IKM, seperti realisasi di Ogan Komering Ulu berupa bantuan mesin mebel, di Palembang bantuan mesin konveksi, dan di Ogan Komering Ulu Timur bantuan mesin perbengkelan.

“Bantuan ini diberikan pemerintah ke IKM apa saja jenisnya, asalkan proposal yang diajukan KUD lolos seleksi,” kata Rifky.

Ia mengatakan mula-mula para pelaku IKM membuat proposal mengenai bisnis yang dijalani,  termasuk potensi usahanya di masa datang.

Kemenperin sama sekali tidak memberikan kuota, asalkan usaha IKM tersebut dinyatakan layak berdasarkan hasil penilaian tim penilai Dinas Perdagangan dan Perindustrian setempat.

Khusus di tahun 2019, Kemenperin juga bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan anggota legislatif.
 
Plt Kepala Disperindag Palembang Agus Kelana menyerahkan secara simbolis bantuan mesin ke pelaku IKM di Palembang, Selasa (26/3). (Antara News Sumsel/Dolly Rosana/19)


Setelah menerima bantuan mesin ini, pelaku usaha tersebut akan mendapatkan bimbingan teknis dan pendampingan dari tenaga ahli sehingga usaha yang dijalankan akan semakin baik di masa datang karena sejatinya pelaku IKM ini masuk kategori usaha inkubator.

Nantinya apabila sudah berhasil atau naik level ke industri menengah maka program bantuan mesin akan beralih ke bantuan restrukturisasi.

“Nah khusus untuk program restrukturisasi, bantuan pemerintah hanya 30 persen dari dana pembelian mesin,” kata dia.

Selain itu memberikan bantuan mesin, Ditjen IKMA juga akan memperluas akses pasar IKM melalui program e-smart, yakni program pemasaran produk di pasaran digital. Saat ini Kemenperin sudah bekerja sama dengan Bukalapak, Shopee, Blibli, Blanja.com, Tokopedia, Gofood, Dusdusan, dan Ratali. Pasar e-commerce Indonesia, katanya, menguasai 52 persen pasar Asia Tenggara.

Seperti diketahui rasio wirausaha di Indonesia pada 2017 sebesar 3,1 persen mengalami kenaikan 1,4 persen jika dibandingkan 2014. Rasio ini masih berada jauh dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Adapun rasio negara maju di atas 14,0 persen.

Baca juga: Kiat Lampung membangkitkan kejayaan rempah-rempah, terutama lada



 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019