Jakarta (ANTARA) - Negara-negara mitra Asia-Europe Meeting (ASEM) perlu membangun konektivitas, salah satunya melalui interaksi dan kerja sama antarpemuda Asia dan Eropa, kata Direktur Kerja Sama Intra Kawasan dan Antar Kawasan (KSIA) Amerika dan Eropa Kemenlu RI Masni Eriza di Jakarta, Rabu.

Pernyataan tersebut dia sampaikan pada acara peringatan Asia-Europe Meeting (ASEM) Day 2019 bertema "Promoting the Role of Youth in ASEM" yang dilaksanakan di Universitas Al-Azhar Indonesia di Jakarta.

"Kita mendorong konektivitas, dan itu ada 'hard connectivity' seperti jalan, transportasi, dan lain-lain. Namun, ada juga yang 'soft connectivity', yaitu 'people-to-people contact', antara lain pemuda," ujar Masni.

Menurut dia, negara-negara mitra ASEM harus mulai mendorong kerja sama antara kawasan Asia dan Eropa melalui interaksi antarpemuda karena mereka adalah generasi penerus yang akan memastikan keberlangsungan kerja sama kedua kawasan.

"Karena pemuda (di kawasan Asia dan Eropa) memang sekarang jumlahnya 40 persen, tetapi nanti masa depan kan mereka yang menjadi pemimpin semua, dan 100 persen masa depan kita ada pada anak muda," ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, negara-negara mitra ASEM melalui Yayasan Asia-Eropa (Asia-Europe Foundation/ASEF) harus membekali para pemuda Asia dan Eropa dengan kemampuan dan keahlian untuk dapat mengatasi berbagai tantangan di masa depan.

"Bagaimana kita di organisasi dan sebagai sebuah forum antarnegara mendorong mereka (pemuda) untuk lebih siap menghadapi tantangan masa sekarang dan masa depan. Itulah alasan kenapa setiap tahun kita adakan (ASEM Day) di kampus karena kan salah satu sumber tempat menggembleng pemuda ada di kampus," kata Masni.

Selain itu, menurut dia, ASEF sekarang ini terus mengupayakan kerja sama antarorganisasi kepemudaan di Asia dan Eropa serta mengadakan berbagai kegiatan yang dapat memberdayakan dan meningkatkan kapasitas pemuda.

"Kami di Kemlu (RI) dua tahun lalu membuat program 'passionpreneur challenge'. Jadi, start up muda yang belum jadi perusahaan besar, kita adu. Pemuda saling beradu ide dengan cara ditantang oleh para ahlinya, dan kita cari pemenang siapa yang paling bagus idenya untuk diimplementasikan untuk menjadi pebisnis beneran," ungkapnya.

Senada dengan Masni, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Geurend berpendapat bahwa 51 negara anggota ASEM harus dapat membekali para pemudanya untuk dapat mengatasi berbagai tantangan bersama di masa depan.

Oleh karena itu, kata dia, Uni Eropa pun telah mendorong dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk dapat merangkul, menghubungkan, dan memberdayakan para pemuda yang merupakan generasi penerus.

"Dunia dan teknologi berubah dengan cepat maka kita harus bisa membantu mereka (para pemuda) untuk mendapatkan manfaat dari perubahan tersebut," ujar dia. 

Baca juga: Asia, Eropa dorong peningkatan kerja sama antarpemuda

Baca juga: Wapres sampaikan empat pandangan dalam KTT ASEM


 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mohamad Anthoni
COPYRIGHT © ANTARA 2019