Jakarta (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyarankan agar Pusat Promosi Perdagangan Indonesia atau Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang berada di luar negeri berubah bentuk menjadi agen penjualan.

"ITPC itu harus berubah bentuk, tidak bisa murni sebagai orang pemerintah, tapi dia menjadi agen penjualan yang bisa mewakili dunia usaha," ujar Ketua Umum GAPMMI Adhi Lukman di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan dengan menjadi agen penjualan tersebut, maka ITPC otomatis mendapatkan dukungan pembiayaan dari dunia usaha, seperti "success fee" dan sebagainya.

"Sehingga, ITPC kalau memiliki keterbatasan dana dari APBN, mereka bisa menggunakan dana-dana seperti 'success fee' itu untuk membiayai sendiri kegiatan mereka," ujar Adhi.

Dia juga menambahkan dengan adanya dukungan pembiayaan dari dunia usaha, maka ITPC sebagai agen penjualan akan lebih aktif dan agresif untuk mempromosikan serta memasarkan produk-produk Indonesia di negara-negara asing.

Selain menyarankan agar ITPC berubah menjadi agen penjualan yang mewakili dunia usaha, Ketua Umum GAPMMI itu juga menilai pentingnya Indonesia memiliki cetak biru atau "blueprint" strategi perdagangan ekspor.

Cetak biru itu menurutnya penting agar strategi perdagangan ekspor Indonesia tidak berubah-ubah, dan mengetahui apa yang menjadi arah perdagangan Indonesia dalam rangka menembus pasar ekspor.

Adhi juga mengatakan bahwa Indonesia jangan membuat cetak biru strategi yang umum, karena setiap kawasan seperti Afrika dan Eropa masing-masing memiliki cara atau strategi yang berbeda untuk menembusnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mempertanyakan peran ITPC yang dinilai belum optimal dalam mempromosikan dan membantu eksportir memasukkan barang ke negara tujuan.

Presiden menilai negara sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam menyelenggarakan promosi di luar negeri, karena ITPC juga merupakan etalase bagi produk-produk Indonesia.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Eddy K Sinoel
COPYRIGHT © ANTARA 2019