Serang (ANTARA News) - Titik letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda selama delapan hari diperkirakan meluas hingga ke bagian selatan kawah gunung. Data dari petugas pemantau Anak Krakatau, Selasa (30/10), sekitar pukul 00.00 sampai 06.00 WIB tercatat jumlah letusan GAK sebanyak 37 dengan vulkanik A (dalam) mencapai enam dan vulkanik B (dangkal) 18 serta tremor sebanyak 20 kali. "Diperkirakan letusan itu meluas ke kawah bagian dinding selatan GAK, namun tidak menimbulkan bencana lebih besar serta kemungkinan kecil gelombang tsunami," kata Asikin, petugas pemantau Anak Krakatau, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, saat dihubungi ANTARA, Selasa. Namun demikian, kata dia, status masih tetap Siaga III dan berbahaya bagi wisatawan maupun nelayan dengan radius tiga kilometer dari gunung tersebut. Bahkan petugas hanya bisa memantau alat Seismometer di atas kejauhan tiga kilometer karena Anak Krakatau masih mengeluarkan semburan energi gunung dan berbahaya jika mendekati gunung itu. Menurut dia, letusan GAK tetap normal dengan interval kemunculan cepat berkisar tiga sampai enam menit serta lambat 10 hingga 15 menit. Artinya, sejak terjadi aktivitas Rabu (23/10), vulkanik dangkal dan dalam, trermor serta letusan masih normal. Selain itu, letusan Gunung Anak Krakatau hingga saat ini masih relatif kecil, baik lontaran batu atau bom gunung api dan awan panas serta tsunami, tidak akan mencapai Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007