Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat di tengah masih tingginya permintaan dolar AS.

Rupiah menguat 6 poin menjadi Rp14.223 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.229 per dolar AS.

"Di tengah ketidakpastian global saat ini, dolar AS memang dianggap paling menguntungkan oleh pasar. Jadi potensi penguatan rupiahnya juga terbatas," kata analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta.

Menurut Dini, penguatan rupiah terbatas karena minat pelaku pasar terhadap dolar AS hingga saat ini masih cenderung tinggi. Padahal, inflasi domestik relatif stabil dan data penjualan ritel AS juga relatif buruk namun permintaan terhadap dolar AS tetap tinggi.

"Sentimennya masih karena dolar AS dianggap sebagai "safe haven" dan masih punya prospek bagus, apalagi dibandingkan dengan negara utama lainnya. Sementara itu, zona Euro masih terbebani perlambatan ekonomi mereka, apalagi setelah inflasi mereka juga melambat. Sedangkan Inggris masih soal Brexit," kata Dini.

Hingga akhir pekan ini, rupiah masih akan cenderung konsolidasi. Penguatan dan pelemahan rupiah masih akan cenderung terbatas.

Kurs rupiah pada pagi dibuka menguat Rp14.220 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.220 per dolar AS hingga Rp14.244 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.237 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.231 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2019