Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta perusahaan yang bergerak di sektor energi agar ikut menciptakan energi yang bersih dan ramah lingkungan, dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim global. "Iklim sedang berubah ke arah yang buruk. Karena itu kita harus berupaya mengatasinya," kata Presiden ketika membuka Pameran dan Konferensi Minyak dan Gas Asia Pasifik, di Jakarta, Selasa. Menurut Presiden, pemerintah dan perusahaan harus bekerjasama dalam mengembangkan sumber daya alam dan pembangunan energi yang bersih. Presiden menyatakan kekegembiraanya bahwa sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor energi telah memainkan peranan penting untuk menciptakan energi yang bersih. Presiden menyebut sejumlah perusahaan yang melakukan studi, eksplorasi serta inovasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyatakan komitmen Indonesia untuk terus mengembangkan energi dengan berupaya menarik investor untuk menanamkan investasinya di sejumlah proyek energi. Pemerintah, katanya, telah menyiapkan sejumlah peraturan untuk mempermudah pengembangan industri energi. Presiden dalam kesempatan itu juga meresmikan fasilitas produksi migas di Lapangan Ujung Pangkah, Gresik, dan Lapangan Oyong, Sampang, Jawa Timur, dengan total nilai investasi sebenar 1,232 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.930 orang pada masa konstruksi dan 528 orang pada masa operasi. Lapangan Ujung Pangkah diharapkan dapat menghasilkan gas bumi sebesar 100 mmscfd (Juta Standar Metrik Kaki Kubik per Hari) dan kondensat 1.800 bpld, serta minyak bumi plus kondensat sebesar 25.000 bpd (barel minyak per hari) dan LPG sebesar 6.000 bpd. Sementara dari lapangan Oyong diharapkan menghasilkan minyak bumi sebesar 8.000 sampai 10.000 bpd dan gas bumi 60 mmscfd. Selain itu, Presiden juga menyaksikan penandatanganan kontrak jual beli gas senilai 6,790 miliar dolar AS serta penandatangan kontrak pembangunan lima PLTU yang termasuk dalam program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW dan lima "independent power producer" senilai total 2,5057 miliar dolar AS yang mampu menyerap 7.630 tenaga kerja. Ketua Panitia Konferensi, Triana Kartoadmodjo, mengatakan industri hulu perminyakan nasional saat ini tengah menggalakkan usahanya untuk meningkatkan produksi sektor migas. Karena itu, konferensi yang berlangsung 30-1 November akan membahas cadangan migas, profesionalisme tenaga kerja di hulu sektor migas dan teknologi baru yang bisa diterakan di sektor migas. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007