Jakarta (ANTARA News) - Laporan kinerja Bank BCA triwulan III 2007 menyatakan laba bank itu naik 7,7 persen menjadi Rp3,359 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang Rp3,121 triliun. karena didorong oleh peningkatan pendapatan jasa (fee based income). "Peningkatan fee based income (pendapatan jasa) yang signifikan merupakan faktor pendorong pertumbuhan laba BCA," kata Presiden Direktur BCA, DE Sutijoso dalam paparan kinerja triwulan III BCA di Jakarta, Selasa. Menurut Soetijoso pendapatan provisi, komisi dan fee (pendapatan jasa) mencapai Rp1,4 triliun naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp1,2 triliun. Sedangkan pendapatan bunga dari pendapatan jasa tersebut mencapai Rp380 miliar dalam bentuk rupiah dan Rp18,144 miliar untuk valuta asingnya. Wakil Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, mengatakan, pendapatan jasa dari transakasi kredit card mencapai Rp100 miliar, sedangkan dari bancassurance, kerjasama dengan perusahaan asuransi AIG, mencapai Rp18 miliar. "Sedangkan pendapatan administrasi dari biaya pembuatan buku dan lain-lain mencapai Rp162 miliar atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp130 triliun. Sementara pendapatan dari biaya administrasi bulanan Rp32 miliar," katanya. Saat ini, menurut dia, aktivitas transaksi BCA melalui ATM meningkat 18,6 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp485,6 triliun dan transaksi melalui internet banking tumbuh 93 persen dibandingkan periode yang sama 2006 menjadi Rp423,6 triliun. Kredit Pertumbuhan kredit BCA dalam paparan mencapai 28,2 persen menjadi Rp68,8 triliun dibandingkan tahun 2006 yang mencapai Rp53,7 triliun. "Kontribusi terbesar dicatat dari pertumbuhan kredit konsumer yang meningkat 50,3 persen menjadi Rp12,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Soetijoso. Ia menambahkan kredit konsumer terutama dipicu oleh kredit kepemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 78,6 persen menjadi Rp7,2 triliun. "Peningkatan ini terkait dengan semakin rendah dan stabilnya tingkat bunga, selain itu juga karena disposable income masyarakat setelah adanya kenaikan bahan bakar minyak," katanya. Pertumbuhan kredit konsumer juga didukung oleh pertumbuhan kredit kendaraan bermotor, dimana outstanding untuk kredit kendaraan bermotor meningkat menjadi Rp3,5 triliun pada akhir tahun 2007 ini dari sebelumnya Rp2,5 triliun pada 2006. Kredit korporasi tumbuh 32,8 persen menjadi Rp26,3 triliun pada akhir September 2007 dibandingkan periode yang sama 2006. "Kredit korporasi terutama permintaan pembiayaan dari perusahaan rokok dan tembakau, telekomunikasi dan pertambangan," katanya. Ia menambahkan untuk kredit konsumer saat ini mencapai 18,5 persen dari total kredit, sedangkan komersial dan usaha kecil, menengah, mikro mencapai 43,3 persen. Untuk kredit bermasalah (NPL) di BCA, menurut dia mencapai 1,1 persen. Sementara itu, pertumbahan Dana Pihak Ketiga BCA mencapai 20,8 persen menjadi Rp169,2 hingga akhir september 2007 dibandingkan periode yang sama 2006.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007