Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, menguat jelang rilis data ketenagakerjaan nonpertanian (non farm payroll/NFP) AS pada Jumat (4/4) besok.

Rupiah menguat 40 poin menjadi Rp14.183 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.223 per dolar AS.

Analis PT Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, Kamis, mengatakan rilis data ketenagakerjaan nonpertanian AS versi ADP untuk Maret yang tercatat melambat, menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Data ADP biasanya memang diterbitkan selang dua atau tiga hari sebelum Biro Statistik Tenaga Kerja AS memublikasikan data NFP.

"Rilis data NFP versi ADP semalam, bisa jadi acuan buat rilis NFP pemerintah AS besok," ujar Dini.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data ekonomi AS yang diterbitkan pada hari Rabu (3/4) lalu, jauh dari ekspektasi pasar dan menghambat dolar AS.

"Aktivitas sektor jasa mencapai level terendah lebih dari 19 bulan di bulan Maret dan gaji swasta tumbuh kurang dari yang diharapkan, menggarisbawahi hilangnya momentum dalam ekonomi yang mendukung langkah Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga tahun ini.," ujar Ibrahim.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka menguat Rp14.192 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.180 per dolar AS hingga Rp14.192 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.182 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.237 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2019