Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi melemah tipis di bawah level Rp9.100 per dolar AS, karena pelaku pasar berspekulasi melepas mata uang lokal itu dalam volume yang tidak besar. Aksi pelaku itu mengakibatkan nilai tukar rupiah turun delapan poin menjadi Rp9.085/9.088 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.077/9.110 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Saudara, Rury Nova, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih hati-hati untuk melepas rupiah dalam jumlah besar, setelah bank sentral AS menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin. Sekalipun rupiah terkoreksi, namun posisinya masih di bawah level Rp9.100 per dolar AS, ujarnya. Hal ini, lanjut Rury, menunjukkan bahwa sentimen pasar masih cukup baik terhadap rupiah yang diperkirakan pada sore nanti akan kembali menguat. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat, karena sentimen positif dari penurunan bunga Fed Fund AS akan mendorong mata uang lokal itu menguat," ucapnya. Menurut dia, faktor utama yang menekan rupiah melemah adalah menguat harga minyak mentah dunia yang mencapai 96 dolar AS per barel. Kenaikan harga minyak mentah dunia memicu pelaku pasar memegang dolar AS, sehingga menguat terhadap euro maupun yen. Dolar AS terhadap euro naik 0,1 persen menjadi 1,4470 setelah sebelumnya sempat mencapai 1,4508 dan terhadap yen menjadi 115,45 yen. Ia mengatakan optimis rupiah akan kembali menguat dan turunnya harga minyak mentah dunia setelah sempat melewati 95 dolar AS per barel. Posisi rupiah saat ini sangat bagus dan dalam waktu lama akan tetap berada di bawah level Rp9.100 per dolar AS, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007