Samarinda (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag), M. Maftuh Basyuni, membantah bahwa Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) hanyalah ajang silaturahmi belaka yang membuang-buang uang alias mubazir. "Mubazir bagaimana?," kata pria kelahiran Rembang itu kepada wartawan usai pembukaan Pospenas IV di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis. Pernyataan itu dilontarkan Menteri Agama ketika sejumlah wartawan ketika mencoba mengkritisi visi dan tujuan Pospenas di masa mendatang. Pasalnya, penyelenggaraan Pospenas IV menelan biaya sekira Rp12,5 miliar. Maftuh menjelaskan, sebenarnya juga menginginkan agar dari ajang dua tahunan itu dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi. Namun, ia mengakui bahwa penyelenggaraan Pospenas saat ini lebih bersifat silaturahmi antar pondok pesantren. Ia berjanji, akan mengevaluasi peran Pospenas dalam memajukan pondok pesantren di Indonesia. Melalui ajang tersebut diharapkan pondok pesantren yang ada dapat menemukan pola yang tepat dalam mengikuti perubahan sosial, tanpa menanggalkan esensi nilai-nilai agama. Potensi olahraga di pondok pesantren perlu diberdayakan dengan pola yang lebih efektif, efisien dan sistematis mulai dari tingkat lokal hingga nasional. "Tujuan Pospenas adalah kejayaan Indonesia," ujarnya. Pospenas IV akan berlangsung hingga 7 Oktober, dan diikuti oleh 3.737 peserta dari 33 provinsi. Event itu akan mempertandingkan 11 cabang olahraga. Selain itu juga akan dipertandingkan lima cabang seni, yaitu qasidah, pidato tiga bahasa, pembacaan puisi dan karya cipta puisi Al Quran. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007