Banjarmasin (ANTARA News) - Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banjarmasin terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian yang mencoba menghalangi aksi unjukrasa, saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ibukota Kalsel itu, Jumat. "Baku hantam" antara polisi dan sekitar 30 pengunjuk rasa terjadi di Jalan Lambung Mangkurat, depan Kantor Telkom Banjarmasin atau berdekatan dengan Gedung Pemuda yang menjadi Sekretariat Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalsel. Akibatnya dua mahasiswi jatuh pingsan. Kelompok mahasiswa tersebut semula mengadakan orasi di perempatan Jalan Lambung Mangkurat/Jalan Pangeran Samudera atau dekat Hotel Arum Kalimantan. Mereka mencoba menghadang rombongan Presiden Yudhoyono yang sedang menuju Stadion 17 Mei untuk membuka Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) X Tahun 2007, sekitar pukul 08.30. Namun mereka gagal menghentikan mobil rombongan "RI 1" dan kemudian terus berjalan kaki lewat Jalan Lambung Mangkurat untuk melanjutkan aksi ke Stadion 17 Mei Banjarmasin. Sebelum sampai ke tujuan, aparat kepolisian membubarkan mereka sekitar pukul 09.30 WITA. Aksi unjuk rasa ini menuntut duet SBY-JK turun secepatnya, karena mereka menilai selama tiga tahun kepemimpinan pasangan dari Partai Demokrat dan Partai Golkar itu tidak bisa membuat rakyat Indonesia benar-benar merasa merdeka, rakyat Indonesia terasa seakan masih dijajah. Keadaan ini, menurut para pengunjuk rasa, bisa terlihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan SBY-JK, seperti kebijakan konvensi penggunaan minyak tanah ke gas bumi, ditambah lagi kebijakan yang akan dikeluarkan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang bisa sangat merugikan rakyat kecil. Aksi demo yang bertajuk "turunkan SBY - JK secepatnya" itu dimotori kelompok yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari, BEM Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sultan Adam, serta Senat Mahasiswa (Sema) Sekolah Tinggi Theologia (STT) Gereja Kalimantan Evangeles (GKE). Selain itu, mereka yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Aliansi Mahasiswa Daerah (AMD) serta LPPI. Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Humas Polda Kalsel, AKBP Puguh Raharjo, SIP menjelaskan para pengunjuk rasa tak mengantongi izin dari pihak kepolisian. "Memang mereka mengajukan izin untuk demo saat kedatangan Presiden, tapi tenggang waktunya tak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga pihaknya, baik pada tingkat Poltabes Banjarmasin maupun Polda Kalsel, tak memberikan surat izin," ujarnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007