Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah Jumat sore melemah mendekati level Rp9.150 per dolar AS, akibat tertekan aksi beli greenback oleh pelaku pasar yang merasa cemas dengan gejolak harga minyak mentah dunia. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.137/9.140 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.078/9.130 per dolar AS atau melemah 59 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, mengatakan di Jakarta, Jumat, kekhawatiran atas gejolak harga minyak mentah dunia merupakan faktor utama yang menekan rupiah. "Selain itu rupiah juga tertekan oleh merosotnya pasar saham regional, akibat melemahnya bursa Wall Street, meski dolar AS terhadap yen dan euro stabil," katanya. Menurut dia, rupiah sebenarnya mendapat sentimen positif dari bank sentral AS (The Fed) yang menurunkan suku bunga Fedfund sebesar 25 basis poin, namun rupiah tidak mampu bergerak naik. "Gejolak kenaikan harga minyak mentah itu memicu pelaku cenderung membeli dolar AS," ujarnya. Meski rupiah merosot, lanjut Edwin, mata uang lokal itu masih tetap berada pada kisaran antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS yang menunjukkan rupiah masih stabil. Rupiah sulit untuk bisa mendekati level Rp9.000 per dolar AS, karena memerlukan dukungan yang kuat, sekalipun The Fed telah menurunkan suku bunganya untuk kedua kali. "Karena sentimen positif terhadap rupiah tertahan oleh gejolak harga minyak mentah dunia yang cenderung terus naik," ucapnya. Sementara yen stabil terhadap euro dan dolar AS. Nilai tukar dolar terhadap yen 165,40 dan terhadap euro 1,45. "Kami memperkirakan perdagangan di pasar uang pada pekan depan masih didominasi oleh aksi lepas rupiah," ucapnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007