Washington (ANTARA News) - Bakal calon presiden dari Partai Demokrat AS, Barack Obama, dalam wawancara dengan harian "New York Times", Jumat, mengatakan akan mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran jika dirinya terpilih sebagai presiden. Iran telah menjadi topik hangat di antara para bakal calon dari partai Demokrat maupun dari partai Republik. Presiden George W Bush dan Wapres Dick Cheney mengemukakan pernyataan menggebu tentang konsekuensi-konsekuensi yang bisa terjadi jika Teheran menolak untuk menghentikan program nuklirnya. Washington tidak mempunyai hubungan langsung dengan Teheran sejak 1979. Obama kepada New York Times mengatakan bahwa jika dirinya terpilih sebagai presiden, dia akan "melakukan diplomasi pribadi yang aktif" dengan Iran. Langkah itu menurut dia adalah bagian dari kebijakan luas untuk menstabilkan negara-negara tetangga Irak, sehingga pasukan AS bisa ditarik dari negara itu. "Kami bersedia berbicara mengenai hal-hal tersebut jika mereka memperlihatkan niat baik," kata Obama kepada harian tersebut. "Saya akan bertemu secara langsung dengan para pemimpin Iran," katanya. "Saya kira penting agar kita mengirimkan tanda bahwa kita tidak melulu menginginkan penggantian rezim, namun kita mengharapkan perubahan dalam sikap. Ada respon berupa sanksi maupun apresiasi (dari AS) untuk tanggapan atas harapan tersebut." Obama,(46), terlebih dulu harus mengalahkan bakal calon sesama Demokrat, Hillary Clinton, yang jauh memimpin dalam jajak nasional. Dia juga harus mendapatkan dukungan dari partai tersebut untuk menjadi calon presiden, sebelum bersaing dengan calon dari partai Republik, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007