Charbagh (ANTARA News) - Kelompok militan pengikut seorang ulama pro-Taliban, kepada media memamerkan 48 tentara paramiliter yang mereka tangkap, Jumat. Para wartawan televisi diizinkan merekam wawancara dengan para tahanan yang dijejerkan di wilayah wisata Lembah Swat, barat laut Pakistan itu, demikian laporan AFP. Daerah itu sudah satu pekan menjadi lokasi bentrok antara pasukan keamanan dengan pemberontak. Kelompok perlawanan tersebut adalah pengikut ulama garis keras, Maulana Fazlullah, pemimpin usaha penerapan hukum Islam, Syariat. Militer Pakistan dan juru bicara pemerintah, sebelumnya menyangkal tentara mereka tertangkap, namun mereka belum dapat dimintai komentar atas penayangan sejumlah orang yang disebut tentara oleh kelompok militan itu. Salah seorang yang mengaku tentara tersebut, mengatakan kelompok militan mengepung pos mereka yang terpencil di puncak bukit. "Kami sudah kehabisan rangsum dan amunisi. Kami tidak punya pilihan lain kecuali menyerah," kata laki-laki yang tidak menyebut namanya itu. Semua laki-laki yang dipertunjukkan kepada wartawan, di kota Charbagh, 15 kilometer dari Mingora, ibukota wilayah Lembah Swat itu, tidak mengenakan seragam. Ketika lelaki-lelaki itu dijejerkan, para anggota kelompok militan yang semuanya mengenakan penutup muka, mengacungkan senapan serbu, peluncur roket maupun pedang tradisional, Swati. Tidak ada cara yang independen untuk memeriksa pernyataan para militan ataupun mengetahui identitas orang-orang yang disebut tentara itu. Pakistan mengerahkan 2.500 tentara ke Swat, pekan lalu, untuk menghadapi Fazlullah yang juga dikenal sebagai "Mullah Radio", karena pidato-pidatonya yang disiarkan stasiun radio miliknya. Dia menyerukan jihad terhadap pemerintah. Pihak militer pada Kamis mengatakan sekitar 70 anggota militan tewas pada Kamis pagi akibat tembakan senapan helikopter yang menghajar posisi pemberontak di Swat. Pertempuran itu terjadi setelah gagalnya gencatan senjata yang ringkih. Bentrokan pada akhir pekan itu, menurut pihak militer, telah menyebabkan puluhan orang meninggal. Selain itu, 30 lainnya yang kebanyakan tentara, tewas dalam bom bunuh diri terhadap satu kendaraan paramiliter di kawasan tersebut pada 25 Oktober 2007. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007