Kediri (ANTARA News) - Guncangan gempa tremor di bawah danau kawah Gunung Kelud sejak Jumat (2/11) hingga Sabtu pagi ini masih terus terjadi. Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Kelud, Umar Rosadi, di Kediri, Jatim, mengatakan jumlah gempa tremor itu sudah tidak terhitung lagi sejak Jumat siang sekitar pukul 11.00 WIB. "Sampai sekarang gempa tremor itu masih terus berlangsung, kami tidak tahu sampai kapan ini akan berakhir," katanya dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar. Selain tremor, alat seismograf di PPGA Margomulyo juga merekam telah terjadi 165 kali gempa vulkanik dangkal pada pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. Sedang gempa vulkanik dalam dan tektonik jauh tercatat nihil. Sementara suhu air danau kawah Gunung Kelud terus mengalami peningkatan. Hingga pagi ini sudah mencapai 45,9 derajat celsius pada kedalaman 15 meter, 44,0 derajat celsius di kedalaman 10 meter, dan 45,9 derajat celsius pada bagian permukaan. Padahal pada Jumat malam, suhu air danau kawah tercatat 42,8 derajat celsius (15 meter), 41,0 derajat celsius (10 meter), dan 40,4 derajat celsius (permukaan). "Soal kapan gunung ini akan meletus, kami belum bisa memperkirakan. Namun yang jelas, sekarang ini kondisinya cukup kritis sejak dua hari lalu," kata Umar Rosadi. Sementara itu sebagian warga Desa Sugihwaras dan Desa Sempu yang merupakan wilayah terdekat dengan danau kawah masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing. Mereka baru bergegas ke pengungsian kalau sirine di lantai dua PPGA Margomulyo berbunyi. Sirine buatan Belanda itu terdengar hingga radius 15 kilometer dan terakhir kali meraung-raung pada 10 Februari 1990. "Kalau sudah terdengar sirine, kami pasti akan mengungsi," kata Supani, warga Dusun Margomulyo yang tempat tinggalnya hanya berjarak kurang dari delapan kilometer dari danau kawah. Sementara Umar Rosadi menambahkan, setelah sirine dibunyikan, diperkirakan dua sampai tiga jam berikutnya Gunung Kelud akan meletus.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007