Kediri (ANTARA News) - Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berjumlah 21 orang, Sabtu malam sekitar pukul 19.00 WIB memutuskan kembali ke Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud, setelah beberapa saat sebelumnya mengamankan diri di Mapolsek Ngancar Kabupaten Kediri, Jatim. Keputusan kembali ke pos pengamatan yang terletak di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kabupaten Kediri itu diambil Kepala PVMBG Dr Surono, setelah mengetahui kegempaan tremor di kawah Gunung Kelud kembali mereda. Hal itu untuk memastikan berfungsinya peralatan yang terpasang di beberapa titik di kawasan puncak Gunung Kelud yang terpantau dari PPGA. Kapolres Kediri AKBP Eky HF yang tadinya di ruangan Kapolsek bersama para pengamat gunung api PVMBG, terkejut dengan kembalinya para pengamat dan petugas vulkanologi tersebut. "Saya tidak tahu apa yang mendasari mereka, hingga tiba-tiba kembali ke pos pengamatan. Yang jelas, semua warga di kawasan rawan bencana I sampai saat ini masih terus kami ungsikan," katanya. Sebelumnya, PVMBG memperkirakan telah terjadi semburan air danau kawah di Gunung Kelud, setelah sejak pukul 16.00 WIB terjadi kegempaan tremor berskala besar (over schale). "Kami tidak bisa memantau secara visual karena sejak siang tadi di sekitar puncak Gunung Kelud telah tertutup awan tebal dan kondisi hujan," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Kelud, Umar Rosadi. Sejauh ini, semua peralatan untuk memantau kegempaan dan suhu air danau kawah masih berfungsi. Peralatan itu mengirimkan data melalui HT dan radio komunikasi lainnya yang diboyong para petugas dan pengamat gunung api PVMBG ke Mapolsek Ngancar. "Kalau peralatan radio kami tidak berfungsi atau memberikan pesan terputus-putus, telah terjadi letusan besar. Kalau sekarang ini kami hanya bisa memperkirakan sudah ada letusan freatik dan semburan air kawah di sekitar danau kawah saja," katanya. Menurut Umar, gempa tremor telah terjadi secara terus-menerus sejak Jumat (2/11) pukul 11.00 WIB sampai Sabtu subuh sekitar pukul 04.00 WIB. Setelah itu, gempa tremor mereda dan meningkat lagi sekitar pukul 12.48 WIB Sabtu siang dengan amplitudo hingga mencapai 36 milimeter. Sementara itu, Kasubid Pengawasan Gunung Api PVMBG, Agus Budiyanto menambahkan kalau pun semua peralatan disekitar puncak Gunung Kelud sudah tidak berfungsi, pihaknya masih punya satu alat pemantauan kegempaan yang bisa dipantau dari alat yang terpasang di kawasan Petuombo, Kecamatan Kepung. "Sebenarnya letusan Gunung Kelud tahun 1990 sudah tidak bisa lagi dijadikan patokan. Jadi secara teoritis, saat ini Gunung Kelud telah meletus," katanya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007