Banda Aceh (ANTARA News) - Sedikitnya delapan ekor gajah Sumatera kembali mencul mengobrak-abrik hektaran tanaman perkebunan rakyat di kawasan Kemukiman Pantee Purba/Ligan, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. Kepala Mukim Pantee Purba/Ligan, Abd. Rani, yang dihubungi dari Banda Aceh, Senin, menyebutkan kawanan gajah sempat menghilang sekitar sebulan lalu setelah dihalau masyarakat akhir Nopember 2007, namun kini muncul kembali. Tanaman perkebunan rakyat yang menjadi sasaran kawanan gajah liar meliputi pohon kelapa, pohon pinang dan pohon rumbia yang berada di sepanjang jalur jelajah satwa berbadan tambun itu habis diobrak-abrik. "Tadinya, kawanan gajah liar itu hanya bolak-balik antara lokasi Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT) V Patek/Ceumuan Uno dan Desa Krueng Ayon, namun kini mendekati permukiman penduduk Desa Ranto Sabun/Ie Jeureungeh," katanya. Kemukiman Pantee Purba/Ligan yang berpenduduk sekitar 4.500 jiwa itu memiliki enam desa berada dalam wilayah Kecamatan Sampoiniet, sekitar 120 kilometer sebelah barat kota Banda Aceh merupakan salah satu daerah terisolir di Kabupaten Aceh Jaya. Sebelumnya, kawanan gajah sempat merusak wilayah Desa Krueng Punti, desa yang bertetangga dengan Krueng Ayon, sehingga beberapa keluarga masyarakat terpaksa mengungsi. Menurut Abd. Rani, masyarakat yang bermukim di pinggiran hutan kedua desa tersebut masih dihantui rasa cemas menyusul turunnya kembali kawanan gajah tersebut. Selain gangguan gajah, masyarakat Desa Ranto Sabun/Ie Jeureungeh kini juga resah dengan gangguan harimau, setelah seekor sebelumnya mati diracun karena sejumlah ternak rakyat, seperti sapi dan kambing, habis dimangsa. "Harimau jantan itu mati diracun warga. Dari jejak telapak kakinya diperkiraan lebih dari dua ekor. Masyarakat semakin cemas, namun warga telah meletakan racun pada beberapa lokasi diseputaran desa mereka," demikian Abd. Rani.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007