Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perindustrian (Depperin) tidak akan mengeluarkan rekomendasi impor tabung maupun kompor gas, menyusul rencana pemerintah membuat ketentuan mengenai impor komoditas untuk program konversi minyak tanah ke gas tersebut. "Saya tidak akan merekomendasi (impor tabung dan kompor gas). Tabung gas itu bukan barang yang terlarang untuk diimpor, tapi untuk keluarkan ijin impor nanti harus ada ijin dari saya. Itu bisa berbunyi ya, bisa tidak, dalam hal ini tidak," ujar Menperin Fahmi Idris, di Jakarta, Selasa. Hal itu dikemukakannya menanggapi kemungkinan adanya impor tabung maupun kompor gas bila industri dalam negeri tidak mampu memenuhi jadwal pasokan yang ditetapkan Pertamina menyusul adanya percepatan program konversi dari target 2012 menjadi 2010. Ia mengatakan, kendati ada percepatan program konversi, industri tabung dan kompor gas di dalam negeri diperkirakan mampu memenuhi target pengadaan yang semakin besar pada tiga tahun mendatang. "Pendekatannya begini, jangan lihat yang ada sekarang. Tapi kita harus melihat pabrik-pabrik yang akan dibangun baru," ujarnya. Fahmi mengatakan, pada akhir tahun 2007 akan ada tiga perusahaan baru yang menanamkan modalnya untuk membangun pabrik tabung gas dengan total kapasitas mencapai lebih dari tujuh juta unit per tahun. "Dia mau memulai awal tahun, dan kita undang mereka melakukan investasi," katanya. Lebih jauh ia menegaskan, terkait telah masuknya tabung dan kompor gas impor yang diharapkannya bisa langsung diekspor kembali itu, bahwa Depperin hanya mengingatkan kepada siapa saja khususnya para produsen di dalam negeri, jangan sampai mengadakan tabung dan kompor eks-impor. "Kalau tidak bisa (memenuhi pengadaan) lakukan koordinasi. Kalau tidak memenui syarat, cari produsen lain yang bisa diajak kerjasama, dan kita minta Pertamina melakukan tender yang hanya memasok barang dari dalam negeri," katanya. Menyikapi masuknya tabung impor oleh PT Global Pacific Energy yang telah mencantumkan logo Pertamina, yang semula ditengarainya ada "permainan" dengan oknum Pertamina, Fahmi mulai melunak dengan mengakui ia salah menduga. "Saya rasa tidak," ujarnya menanggapi apakah masuknya tabung impor itu karena ada permainan dengan pihak Pertamina. "Ternyata ya, dulu saya menduga itu (ada permainan), tapi ternyata setelah beberapa kali diskusi, saya berkesimpulan tidak ada," ujarnya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007