Jimbaran, Bali (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom, memperkirakan bahwa laju inflasi pada November 2007 akan lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, meski ada tekanan dari kenaikan harga minyak dunia. "Saya pikir inflasi November akan lebih rendah dengan turunnya harga makanan dan tidak adanya dampak inflasi dari kebijakan pemerintah," kata Miranda di sela-sela seminar internasional di Jimbaran, Bali, Jumat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi pada Oktober sebesar 0,79 persen akibat kenaikan harga saat Lebaran. Sementara inflasi tahun kalender sampai Oktober mencapai 5,24 persen. Menurut Miranda, inflasi pada September dan Oktober terhitung tinggi akibat pengaruh kenaikan harga yang terjadi secara musiman, yaitu menjelang bulan puasa dan perayaan Lebaran. Namun, ia menilai, meski di bulan November faktor musiman itu tidak lagi dirasakan, BI tetap mewaspadai tekanan inflasi dari makanan, seperti beras dan komoditi lainnya. "Tetap saya yakin, pemerintah bisa mengurangi tekanan inflasi dari makanan. Sepertinya, kemungkinan inflasi dari kenaikan harga BBM bersubsidi juga tidak ada," katanya. Mengenai penentuan suku bunga BI (BI rate) setelah dalam empat bulan terakhir stagnan pada posisi 8,25 persen, Miranda mengatakan, pihaknya masih menunggu data dan informasi untuk mengetahui dampak global inflasi dan dampak penurunan permintaan dunia akibat melemahnya ekonomi Amerika Serikat (AS). (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007