Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta, Jumat sore, menguat karena pelaku pasar masih membeli rupiah dalam jumlah yang tidak, sehingga kenaikan rupiah sore ini lebih rendah dibanding pagi. Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.132/9.135 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.150/9.160 per dolar AS atau naik 18 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar masih memburu rupiah dalam jumlah yang tidak besar, karena mereka masih khawatir dengan gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia. Kenaikan rupiah yang lebih kecil dari sebelumnya, karena pelaku pasar agak hati-hati bermain di pasar menjelang akhir pekan ini, katanya. Rupiah, menurut dia, mendapat sentimen positif dari investor asing yang menempatkan dananya di pasar domestik yang dipicu oleh stabilnya suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI Rate). "Kami optimistis rupiah akan kembali menguat pada pekan depan, meski kenaikannya tidak besar, namun hal ini dinilai cukup baik," katanya. Ia mengatakan, rupiah secara perlahan-lahan bergerak naik menuju level Rp9.100 per dolar AS. Hal itu. menurut dia, menunjukkan adanya dukungan dari investasi asing yang masuk ke pasar Indonesia. Oleh karena pelaku pasar juga menunggu kepastian dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang berencana menurunkan kembali suku bunga Fedfund, ucapnya. Sementara itu, dolar AS terhadap euro saat ini turun 0,1 persen menjadi 1,4680, namun dolar AS naik terhadap yen menjadi 112,75 persen atau naik 0,1 persen. Merosotnya dolar AS itu lantaran pelaku asing menduga The Fed akan kembali menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS yang semakin melambat. Pengetatan kredit dan kasus subprime mortgage (gagal bayar kredit sektor perumahan) di AS merupakan faktor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi AS makin melambat, katanya menambahkan. (*)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007