Denpasar (ANTARA News) - Indonesia memiliki ladang minyak bumi sebanyak 150 buah, namun hanya 58 buah di antaranya dalam proses produksi, dengan hasil berkisar 900.000 hingga satu juga barel per hari. Sebanyak 92 buah sisanya masih dalam proses eksplorasi dengan tingkat kegagalan yang cukup tinggi, kata Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Kuswo Wahyono, di Nusa Dua, Bali, Rabu. Ia mengatakan hal itu kepada wartawan bersama Ketua Umum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Abdul Mutalib Masdar, selesai mendampingi Inspektur Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) S. Suryanto membuka Konvensi 2007 mengenai Sumber energi campuran optimalisasi dari energi campuran untuk keamanan energi nasional. Tingkat kegagalan eksplorasi yang mencapai 70 persen akibat kesulitan mendeteksi sumber-sumber minyak di perut bumi. Meskipun tingkat kegagalnya cukup tinggi itu, kondisinya masih lebih baik dibanding dengan negara lain yang tingkat keberhasilannya hanya 20 persen. Oleh sebab itu perlu pencitraan Indonesia di dunia internasional agar investor asing tertarik menanamkan modal dalam pengeboran minyak. Selain berinvestasi dalam pengeboran minyak bumi, sentuhan modal asing juga sangat diharapkan untuk mengembangkan energi-energi alternatif. Menurut Suryanto, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi alternatif, antara lain air, angin dan tanaman jarak. Untuk air misalnya Indonesia memiliki pantai dengan ombaknya yang keras sepanjang 90.000 km yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi alternatif. Semua itu telah dikaji tim percepatan peningkatan produksi minyak Departemen energi dan Sumber Daya Mineral, ujar Suryanto. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007