Port Moresby (ANTARA News) - Banjir yang melanda Papua Nugini menewaskan lebih dari 70 orang, dan 50 lainnya hilang setelah seminggu hujan deras di daerah timur negara Pasifik itu, kata pihak berwenang, Senin. Banjir itu telah menghanyutkan sekira 450 rumah di desa-desa seluruh Provinsi Oro yang mengakibatkan banyak jalan, jembatan dan kebun para petani juga hancur, kata juru bicara polisi Papua Nugini, David Terry. Ia mengatakan, para pejabat kesehatan juga kini khawatir akan penyebaran penyakit dan kelaparan dengan jumlah korban meninggal dimungkinkan akan meningkat. "Penduduk tanpa memiliki pangan dan air bersih selama beberapa hari sekarang. Para pejabat kesehatan menyatakan kuatir bahwa penyakit yang berasal dari air mungkin akan menyerang penduduk," kata Terry dari ibukota Provinsi Oro, Popondetta. Banjir itu terjadi setelah hujan lebat selama beberapa hari akibat badai tropis Guba, yang bergerak secara perlahan di seluruh Laut Coral, dan sekarang berada di Australia utara, ke barat daya Papua Nugini. Para pejabat provinsi Papua Nugini telah melakukan penaksiran awal tentang kerusakan properti, tapi mengandalkan laporan-laporan radio dari desa-desa yang terpencil. PM Papua Nugini, Michael Somare, memimpin sidang darurat kabinet membicarakan tentang bencana itu, Senin, dan mengatakan bahwa banjir mengakibatkan sekira 145.000 orang terlantar. "Hujan lebat yang terus mengguyur serta topan Guba kategori satu dalam dua hari belakangan ini telah memberikan dampak berat di seluruh provinsi itu," kata Somare. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007