Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Mali tengah dalam beberapa tahun belakangan ini beberapa kali diserbu oleh kalangan garis keras jaringan Al Qaida.
Para penyerang bersenjata, yang jati dirinya tidak diketahui, menyerang markas tentara itu di Distrik Guire pada pukul 05.00 waktu setempat setelah mendekati iring-iringan 11 kendaraan, kata anggota parlemen daerah, Niame Keita.
"Mereka membakari markas tersebut dan menggondol perlengkapan," kata Keita.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Mali membenarkan ada serangan serta bahwa 11 tentara tewas dan sejumlah lainnya cedera.
Keita sebelumnya mengatakan bahwa jumlah yang tewas dilaporkan ada 12 tentara.
Pada Maret, sebuah kelompok jaringan Al Qaida mengatakan berada di balik serangan serupa ke sebuah markas tentara di kabupaten Mopti yang menewaskan 16 tentara.
Kekerasan yang meningkat membuat pemerintah Mali mengundurkan diri. Pihak berwenang selama ini dihujani kecaman karena tak dapat memukul mundur kelompok militan dan melucuti senjata mereka setelah pembantaian massal yang dialami 157 desa oleh suatu kelompok suku mengguncang negara itu pada Maret.
Baik Mali maupun negara tetangganya, Burkina Faso, telah mengalami lonjakan pertikaian, yang dipanas-panasi oleh kalangan garis keras yang ingin memperluas pengaruh mereka.
Sumber: Reuters
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Eliswan Azly
COPYRIGHT © ANTARA 2019