Singapura (ANTARA News) - Para pemimpin Jepang dan 10 negara ASEAN, Rabu, menyambut baik hasil pembicaraan mengenai perjanjian perdagangan bebas, dimana mereka berharap dapat diimplementasikan secepatnya tahun depan. Perdana Menteri Jepang, Yasuo Fukuda, dan rekan-rekannya ASEAN (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) memutuskan sentuhan akhir pada kesepakatan di Singapura. Namun belum menetapkan tanggal untuk penandatanganan formalnya. "Para pemimpin menyambut baik keberhasilan perundingan untuk Perjanjian kemitraan Ekonomi komprehensif ASEAN-Jepang," sebuah pernyataan bersama menyebutkan usai pertemuan tersebut. "Para pemimpin menyatakan keyakinannya bahwa perjanjian tersebut akan memberikan suatu dorongan kuat untuk lebih menghidupkan perdagangan dan investasi." Berdasarkan perjanjian tersebut, sekitar 90 persen perdagangan antara ekonomi terbesar kedua dunia itu dengan kelompok Asia tenggara akan bebas bea dalam 10 tahun ke depan. Kesepakatan itu akan menjadi perjanjian perdagangan bebas multinasional pertama bagi Jepang, yang juga telah melihat pada hasil perjanjian bilateral yang membingungkan di tengah-tengah kegagalan dalam perundingan perdagangan global. Tokyo sejauh ini telah mencapai kesepakatan bilateral dengan delapan negara, enam di antaranya adalah kelompok ASEAN --Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Dua lainnya adalah Chili dan Meksiko. Rival regional Jepang China dan Korea Selatan juga telah menyelesaikan kemitraan ekonomi dengan ASEAN, tetapi seorang pejabat Jepang menyatakan bahwa kesepakatan Tokyo sedikit lebih baik. "Kemitraan ekonomi antara Jepang dan ASEAN sangat komprehensif, meliputi tidak hanya penurunan tarif pada produk-produk tetapi juga banyak bidang lainnya seperti kerjasama jasa, investasi dan ekonomi," kata pejabat itu, seperti dilaporkan AFP dan VNA. ASEAN dan Jepang berarti mengakhiri serangkaian perundingan untuk perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif tersebut, yang berarti mengakhiri perundingan secara resmi antara ke dua pihak yang sudah berjalan dua setengah tahun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007