Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar M Jusuf Kalla mengatakan konvensi hal yang menarik, tetapi tidak dibutuhkan oleh rakyat dan hanya akan melelahkan para kader Golkar. "Memang sangat menarik berbicara soal konvensi itu, tapi tidak dibutuhkan rakyat. Yang dibutuhkan rakyat hal-hal yang riil, seperti pembangunan infrastruktur," kata Jusuf Kalla saat membuka Rapimnas III partai Golkar di Jakarta, Kamis malam. Menurut dia, yang dibutuhkan oleh rakyat saat ini adalah kesejahteraan dan kemakmuran. Oleh karena itu, tambahnya, masalah konvensi atau tidak, bukan merupakan kebutuhan utama rakyat. Dalam pandangan Jusuf Kalla setiap sistem selalu mempunyai dinamikanya. Saat Partai Golkar memutuskan menggunakan sistem konvensi untuk menentukan capresnya, tambah dia, hal itu ada sejarahnya. Saat itu sang ketua Umum sedang mengalami masalah hukum. Konvensi saat ini dibuka dengan tujuan membuka diri secara demokratis. "Tetapi pemilihan suatu sistem, prosesnya harus baik dan hasilnyapun harus baik. Ternyata tidak," kata Jusuf Kalla. Karena itu, tambahnya, dalam rapimnas III kali ini harus dicari sistem yang tepat untuk menentukan soal pemilihan capres. "Kita ingin pemilihan yang demokratis dan sekaligus hasilnya baik tapi jangan melelahkan dan terlalu panjang seperti pada konvensi," kata Jusuf Kalla. Menurut dia, proses konvensi yang sangat panjang justru telah menguras energi para kader. Sehingga pada saat pilpres justru telah kehilangan tenaga dan pikiran. "Padahal konvensi belum pertandingan. Konvensi hanya latihan untuk mencari tim nasional. Pertandingan sebenarnya di pilpres," kata Jusuf Kalla. Karena itu Jusuf Kalla menegaskan agar rapimnas kali ini bisa merumuskan dengan baik tata cara penentuan capres. Namun tambahnya hal itu harus tetap mengacu kepada ketentuan AD/ART partai. "Koridor AD/ART untuk memutuskan suatu keputusan penting urutannya, pertama musyawarah nasional (munas), kemudian Munaslub jika ada masala luar biasa dan Rapimnas. Hanya itu," kata Jusuf Kalla. Rapimnas III partai Golkar berlangsung dari 22 sampai 25 November 2007.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007