Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah kemungkinan tetap menunjuk PT Pertamina (Persero) sebagai satu-satunya penyedia bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 2008. Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Eri Purnomohadi di Jakarta, Jumat mengatakan, hingga saat ini, badan usaha selain Pertamina belum bisa memenuhi ketentuan BPH Migas sebagai penyedia BBM bersubsidi. Namun demikian pihaknya masih terus melakukan persiapan lelang BBM bersubsisidi pada 2008. Anggota Komite BPH Migas lainnya, Ibrahim Hasyim mengatakan, sesuai ketentuan BPH Migas, maka penyedia BBM bersubsidi harus mempunyai jaringan di dua wilayah distribusi niaga (WDN). BPH Migas membagi wilayah pendistribusian BBM berubsidi dalam empat WDN yakni Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya serta Nusa Tenggara. "Selain itu, peminat haruslah perusahaan yang mempunyai atau menguasai infrastruktur penyimpanan, pengangkutan dan penyaluran, memiliki stok BBM yang cukup aman, dan jaminan pasokan," katanya. Ibrahim menambahkan, saat ini, pihaknya masih melakukan verifikasi terhadap enam badan usaha yang telah menyatakan kesiapannya dalam menyediakan BBM bersubsidi. "Verifikasi menyangkut kemampuan teknis dan administrasi sesuai ketentuan BPH Migas," ujarnya. Menurut dia, pihaknya akan segera memutuskan melalui sidang komite apakah penyediaan BBM bersubsidi akan dilakukan melalui tender atau tetap menunjuk Pertamina sebelum akhir 2008. Berdasarkan Perpres 71 Tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu, penyediaan BBM bersubsidi dapat dilakukan melalui lelang atau penunjukkan. BPH Migas telah menyiapkan tiga pilihan mekanisme lelang BBM bersubsidi yakni produk, wilayah, dan alpha (komponen biaya distribusi dan keuntungan bagi perusahaan penyedia BBM bersubsidi). Sebanyak enam perusahaan menyatakan siap mengikuti tender penyediaan BBM bersubsidi 2008. Ke enam perusahaan itu adalah Pertamina, Shell Indonesia, Petronas, PT Aneka Kimia Raya (AKR) , Total, dan BP. Selama ini, pendistribusian BBM bersubsidi memang hanya dilakukan Pertamina. APBN 2008 telah menetapkan besaran alpha sebesar 13,5 persen atau lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 14,1 persen. Sedang volume BBM bersubsidi sesuai APBN 2008 adalah 35,87 juta kiloliter, terdiri atas premium 16,95 juta kiloliter, minyak tanah 7,87 juta kiloliter dan solar 11 juta kiloliter dengan nilai subsidi Rp42,1 triliun. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007