Palu (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar), Akbar Tandjung, menyatakan bahwa dirinya menghormati apa pun keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, jika menghilangkan konvesi dalam menjaring calon presiden. "Saya menghormati apa pun keputusan Rapimnas, walau tidak menggunakan sistem konvensi dan memilih sistim lain," katanya di Palu, Jumat, usai bersilatuhrahmi dengan kader dan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Akbar mengatakan, akan mencermati sistim baru tersebut, terutama tersedianya keterbukaan bagi tokoh-tokoh nasional yang ada di Golkar untuk mengambil bagian dalam seleksi kepemimpinan nasional. "Saya kira apa pun keputusannya, harus menjamin prinsip demokratisasi dan keterbukaan," katanya. Ketua Umum Partai Golkar 1998-2004 itu mengatakan, belum berpikir atau melirik partai lain untuk dijadikan kendaraan pada Pilpres 2009. Tawaran dari partai lain juga belum ada, karena Akbar masih fokus mencalonkan melalui proses konvensi. "Saya ini orang Golkar yang tetap setia pada cita-cita pendirian Golkar. Saya pun masih fokus pada mekanisme dalam Golkar," katanya. Akbar juga mengakui bahwa tidak melakukan gerakan politik di tubuh Golkar untuk mempengaruhi agar mekanisme konvesi dipertahankan. "Saya tidak melakukan langkah apa pun, karena peserta Rapimnas yang punya kewenangan. Tapi, yang jelas penolakan konvensi baru datang dari Jusuf Kalla, dan DPD-DPD belum tentu sepemikiran," kata mantan Ketua DPR tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007