Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menjamin aliran lumpur Lapindo dari Kali Porong ke laut akan kembali normal Januari 2008, karena pada bulan itu puncak musim penghujan dan volume ketersediaan air mencukupi untuk mengalirkan lumpur ke laut. Humas BPLS Ahmad Zulkarnain saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jumat, mengemukakan, dalam kondisi normal saat musim penghujan, debit air yang mengalir di Kali Porong mencapai 60 m3/detik, namun saat ini nol. Akibatnya, lumpur yang sudah dialirkan ke Kali Porong dari dalam tanggul hanya bisa mengendap dan tidak mampu mengalir ke laut. Meski air yang mengalir ke Kali Porong saat ini nol, namun kondisi tersebut tidak mempengaruhi keberadaan kapal keruk yang sebagian sudah berada di Kali Porong. Kapal tersebut tetap beroperasi seperti biasa untuk mengurai lumpur di sungai agar tidak mengendap di satu lokasi. Akibat tidak adanya air yang mengalir ke sungai tersebut, saat ini tingkat elevasi (ketinggian) permukaan Kali Porong hanya mencapai 3,1 meter. Padahal dalam kondisi normal, tingkat elevasi sungai tersebut mencapai 3,80 meter, katanya. Air yang mengalir dari Kali Porong berasal dari Waduk Lengkong, Kabupaten Mojokerto. Sungai tersebut, merupakan sudetan dari Kali Surabaya yang melintasi Kota Pahlawan, katanya menambahkan. Saat ini, Perum Jasa Tirta (PJT) I selaku perusahaan yang memiliki kewenangan mengatur aliran air, lebih memprioritaskan ketersediaan air ke Kali Surabaya, karena sungai tersebut menjadi sumber utama ketersediaan air baku oleh PDAM Surabaya. Jumlah air yang dibutuhkan PDAM Surabaya dalam setiap detiknya mencapai 250 m3. Terkait perkembangan semburan lumpur yang beberapa hari lalu sempat berhenti, termasuk kepulan asapnya yang hilang, Zulkarnain mengemukakan, kejadian tersebut hanya berlangsung beberapa menit. Saat ini, semburan kembali normal seperti biasa, bahkan saat malam hari setelah sempat berhentinya semburan tersebut, volume semburannya makin meningkat dan membesar. Akibatnya, petugas yang berada di lokasi semburan yang bertugas mengurai lumpur menjadi panik dan banyak yang keluar dari lokasi semburan. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007