Ponorogo (ANTARA News) - Para perajin kesenian reog di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengancam tidak mengirim dadak merak reog ke Malaysia, jika Pemerintah Malaysia terbukti mengklaim reog Ponorogo sebagai kesenian asli Malaysia. Salah seorang perajin reog Ponorogo, Eko Yudo (42), warga Kelurahan Tambak Bayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jumat, mengatakan bahwa merasa geram kalau reog diaku sebagai kesenian asli Malaysia dengan nama seni Barongan. "Kami akan menghentikan kiriman kerajinan dadak merak reog, bila Malaysia tidak mencabut klaimnya itu. Selama ini dadak merak buatan Ponorogo itu diekspor atas permintaan pengusaha di Malaysia," katanya. Ia mengatakan, para perajin reog di Ponorogo yang jumlahnya puluhan orang itu sepakat tidak akan mengirim dadak merak reog ke Malaysia, sampai kasus tersebut tuntas. Menurut dia, selama ini perajin reog Ponorogo selain memenuhi permintaan beberapa daerah di dalam negeri, juga mengirim ke luar negeri, seperti Malaysia dan Suriname. "Kami juga meminta agar pemerintah tegas menghadapi persoalan ini. Jangan sampai warisan budaya kesenian reog asli Ponorogo diambil alih Malaysia," kata Sarbani (45) perajin reog Ponorogo lainnya. Menurut Sarbani, ia rata-rata mengekspor dadak merak setiap tiga bulan sekali ke Malaysia. "Jumlahnya tidak tentu, kadang-kadang tiga sampai empat unit senilai Rp75 juta sampai Rp90 juta," katanya. Setiap unit kerajinan reog itu terdiri atas dadak merak, barong dan topeng, kata Sarbani dan menambahkan bahwa bila dadak meraknya saja per unit dijual dengan harga Rp8 juta. Mengenai bahan baku yang terbuat dari bulu burung merak sintetis itu, ia mengaku memperolehnya dari India dan sebagian dari wilayah Sumatera Selatan dengan harga sekitar Rp500 ribu sampai Rp1 juta per kotak. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya (Disparbud), Pemkab Ponorogo, Gunardi menambahkan gambar reog yang ditampilkan dalam website Kementerian Kebudayaan, Kesenian, & Warisan Malaysia yakni di http://www.heritage.gov.my adalah asli buatan perajin reog asli Ponorogo. "Setelah saya telusuri ternyata gambar reog di website itu adalah asli buatan Pak Molok, salah satu perajin reog di Ponorogo," katanya. Adapun yang saat ini dipermasalahkan banyak orang yakni adanya gambar reog yang bertuliskan Malaysia. Selain itu, banyak cerita yang ditampilkan dalam tarian Barongan mirip dengan cerita yang ada di tarian reog Ponorogo. Pemerintah Kabupaten Ponorogo sendiri telah mendaftarkan tarian reog Ponorogo sebagai hak cipta milik Kabupaten Ponorogo tercatat dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan diketahui langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. (*)

Pewarta: anton
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007