Jambi (ANTARA News) - Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Adhyaksa Dault sangat menentang jual beli atlet pada setiap menjelang penyelenggaraan PON, yang dinilai hanya mementingkan kepentingan daerah sementara. "Yang terjadi saat ini setiap menjelang PON selalu ada saja provinsi untuk mengincar atlet berprestasi dari daerah lain dengan membelinya atau mentransfer atlet dalam nilai harga cukup besar," kata Adhyaksa Dault, di Jambi, Sabtu. Hal tersebut, menurut Menegpora, sangat bertentangan dengan program pembinaan yang sebenarnya dan hanya mengutamakan kepentingan sementara dari satu daerah untuk bisa berprestasi di tingkat nasional. "Satu provinsi tidak perlu bangga bila prestasinya cukup baik di PON, jika hanya melakukan jual beli atlet berprestasi dengan melakukan pembinaan yang instan," tegas Adhyaksa. Walau suatu provinsi hanya bisa mendapatkan dua medali emas dari atlet asli daerahnya sendiri, itu yang paling penting dan sangat berharga dibandingkan dengan mendapat banyak emas dari atlet belian, tambahnya. Untuk mengatasi permasalahan yang selalu terjadi setiap kali menjelang PON, maka Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mengajak Ketua Umum KONI Pusat dan Mendiknas untuk duduk bersama dalam membahas permasalahan jual beli atlet. Sebaiknya, menurut Adhyaksa, satu provinsi harus lebih fokus dalam membina satu atau dua cabang olahraga yang terpilih untuk dibina agar hasilnya lebih maksimal dan prestasi yang diraih juga cukup menggembirakan. Bila seluruh provinsi di Indonesia sudah melakukan hal tersebut dengan memilih cabang yang dibinanya, Adhyaksa optimistis Indonesia pada lima tahun ke depan dapat kembali bangkit di tingkat Asia Tenggara. KONI dan Menegpora dalam waktu dekat juga akan menjalin kerjasama untuk membuat provinsi percontohan dalam melakukan pembinaan terhadap satu cabang andalan daerahnya, seperti Papua untuk cabang atletik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007