Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) akan melakukan investasi sekitar 50 juta dolar AS pada tahun pertama pengembangan blok minyak dan gas (migas) di Ekuador. Dirut Pertamina Ari Sumarno di sela jamuan makan siang para duta besar dengan Presiden Ekuador Rafael Correa di Jakarta, Senin, mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk melakukan studi kelayakan paling sedikit untuk tiga blok migas di Ekuador. Menurut dia, pihaknya bekerja sama dengan PetroEcuador yang merupakan BUMN di negara tersebut. "Paling tidak ada tiga blok yang kami incar. Ketiga blok itu adalah Lago Agrio, Guanta, dan Dureno," katanya. Blok Lago Agrio kini sudah produksi sebesar 10.000 barel per hari, sedang Guanta, dan Dureno masih tahap eksplorasi. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerjasama pengembangan blok migas di Ekuador antara Pertamina dan PetroEcuador sudah dilakukan Agustus 2006 di Ekuador. Pada Senin ini di Istana Negara, Jakarta, kedua perusahan negara menandatangani implementasi MoU tersebut. "Kami akan lihat data-data ketiga blok itu. PetroEcuador akan buka semua data ke kami. Selanjutnya, kami akan bahas komersialnya," katanya. Ia berharap, kajian sudah selesai dalam tiga bulan ke depan atau bulan Maret 2008. Presiden Eksekutif PetroEcuador, Ing. Carlos Pareja Yannuzzelli mengemukakan pihaknya menunggu jawaban Pertamina atas kelanjutan pengembangan ketiga blok tersebut dalam 90 hari ke depan. "Setelah perjanjian implementasi ini akan dilanjutkan dengan kajian tim teknis Pertamina. Pemerintah Ekuador berharap dalam waktu 90 hari ke depan, Pertamina bisa memberikan penawaran dan rencana pengembangan blok tersebut," katanya. Setelah 90 hari, lanjutnya, baru akan diketahui blok yang akan diambil dan jumlah investasinya. "Meski belum bisa ditentukan, investasinya kira-kira mencapai ratusan juta dolar AS," katanya. Sebelumnya, Direktur Hulu Pertamina Sukusen Soemarinda menjelaskan pihaknya bersama PetroEcuador berencana mengebor sedikitnya 300 sumur dalam kerjasama pengembangan enam blok migas di Ekuador. Menurut dia, sebagian besar sumur-sumur tersebut merupakan sumur tua yang membutuhkan teknologi dan biaya besar. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007