Jakarta (ANTARA) - Warga RW 07, Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, yang mengungsi akibat banjir setinggi 2,5 meter, membutuhkan genset untuk keperluan memasak, membersihkan lumpur, dan saluran penerangan.

“Sudah surut airnya tinggal lumpur masih satu meter tingginya, enggak bisa membersihkan karena penyedot lumpur dan genset enggak ada,” kata Ketua RT 02 Saiful Anwar saat ditemui di kawasan Rawajati, Sabtu.

Sejumlah warga memilih untuk mengungsi di tempat seadanya seperti bawah flyover Rawajati, Puskesmas Kelurahan Rawajati, dan komplek BPT meskipun air telah surut.

“Iya gimana lagi, kalau enggak disini kami tidak bisa tidur kan rumah masih terendam lumpur. Kasihan bayi dan anak-anak,” kata Neneng, seorang warga RT 02.

Selain itu, Dinas Sosial DKI Jakarta dan Kelurahan Rawajati yang memberikan bantuan kepada pengungsi berupa bahan makanan mentah juga membuat masyarakat kesulitan dalam mengolahnya akibat tidak tersedianya genset tersebut.

“Butuh untuk menghaluskan bumbu, kita masak untuk 1.325 orang jadi enggak mungkin semuanya manual. Tenaganya kurang,” ujar Ketua RW 07 Sari Budi Handayani.

Lebih lanjut, genset tersebut juga dibutuhkan untuk penerangan pada malam hari karena warga mengaku ketika malam hari tempat pengungsian terutama yang berada di bawah flyover sangat berbahaya jika gelap gulita.

“Bahaya kalau disini kan kita tidur di tempat terbuka, sama kandang ayam dan perabotan lainnya. Takutnya ada yang terluka menabrak sesuatu karena gelap,” kata Wati yang mengungsi di bawah flyover Rawajati.

Selain genset, pengungsi juga membutuhkan bantuan berupa obat-obatan, air bersih, serta makanan siap saji yang cukup bagi 1.325 warga Rawajati yang terkena banjir.

Pewarta: Astrid F Habibah, Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2019