Kabul (ANTARA News) - Sebuah bom mobil bunuh diri yang ditujukan kepada tentara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pada Selasa meledak di satu pasar swalayan di daerah pemukiman di Kabul yang banyak dihuni kedutaan besar asing dan badan-badan bantuan internasional, menewaskan sedikit-dikitnya dua orang Afghanistan, kata polisi setempat. Gerakan Taliban mengaku bertanggungjawab terhadap ledakan yang terjadi di daerah pinggiran Wazir Akbar Khan, dekat kedutaan Pakistan dan Bank Dunia, serta langsung berhadapan dengan kantor hubungan luar negeri kementerian pertahanan Afghanistan. "Ini adalah serangan bom bunuhdiri yang ditargetkan kepada orang-orang asing. Kami mempunyai dua orang yang mati sahid. Seorang sedang lewat dan lainnya adalah petugas penjaga pintu gerbang," kata Kepala Kepolisian Kabul, Jenderal Alishah Paktiawal. Juru bicara kementerian dalam negeri, Zemarai Bashary, juga mengatakan bahwa dua orang tewas dalam kejadian itu, dan tiga penjaga dari sebuah bank asing terluka dalam serangan tersebut. "Serangan itu dilakukan terhadap sebuah konvoi asing, namun tidak terdapat korban terhadap iring-iringan orang asing tersebut," katanya. Kendaraan yang digunakan untuk pengeboman mengurangi mesin dan terjadi ledakan yang menggetarkan kaca-kaca cendela di beberapa jalan. Ledakan ditargetkan kepada konvoi pasukan koalisi dengan kendaraan-kendaraan Landcruiser berlapis baja yang dipimpin AS dengan jendela yang dicat warna dan tanpa nomor plat. Depan salah satu kendaraan sobek dan kaca cendelanya berantakan. "Itu adalah tentara koalisi. Tak ada korban di antara mereka," kata jurubicara koalisi, Letkol David Johnson, kepada AFP. Ia menambahkan, "Kami menyelamatkan diri dari tempat kejadian dan segera mengevakuasi kendaraan-kendaraan." Walid Miran, berumur sekitar 20-tahunan, mengatakan bahwa dia sedang memarkir mobilnya untuk pergi bekerja pada saat ledakan itu terjadi dan dia jatuh ke tanah. "Ada sinar yang sangat kuat. Kemudian, seluruh daerah itu menjadi gelap seperti saat malam. Untuk beberapa detik kemudian saya mendengar kaca, logam dan pasir saling beruntuhan di sekitar saya. "Situasinya menjadi jelas, saya melihat beberapa orang dengan muka berdarah-darah berusaha melarikan diri," kata seorang pekerja kedutaaan, yang tertimpa reruntuhan. Seorang penjahit, yang tokonya terpaut 100 meter dari tempat kejadian, mengatakan: `ledakan mengirimkan serpihan-serpihan logam dan daging ke depan toko saya.` Salah seorang juru bicara kelompok Taliban, Zabihullah Mujahed, mengatakan bahwa pihaknya bertanggungjawab terhadap serangan itu. Ledakan terjadi pada sehari setelah sebuah bom yang ditanam di suatu jalan yang sering dilalui oleh pasukan militer Italia di pinggiran ibukota, menewaskan empat lelaki Afghan. Polisi mengatakan, pihaknya belum jelas apakah serangan Senin itu berlatar-belakang permusuhan pribadi atau tindakan `musuh Afghanistan,` ungkapan yang digunakan untuk merujuk para pejuang gerakan Taliban atau pemberontakan lainnya. Pelaku ledakan bom bunuhdiri Sabtu meledakkan dirinya saat para teknisi militer Italia sedang memperbaiki jembatan Paghman, kota 25 kilometer di barat Kabul. Seorang tentara Italia dan delapan Afghan, tiga di antara mereka anak-anak, tewas. Kelompok Taliban mengklaim mereka bertanggungjawab atas serangan tersebut. Serangan-serangan dan aksi-aksi penculikan di dan sekitar Kabul makin meningkat pada bulan-bulan belakangan ini, dan diduga berkaitan dengan pemberontakan yang dipimpin oleh gerakan aliban, yang pernah memerintah antara 1996-2001 sebelum digulingkan oleh pasukan yang didukung AS. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007