Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengatakan bahwa dirinya menunggu kepastian dari Partai Golkar tentang proses survei untuk menyeleksi calon presiden yang akan maju dalam pemilihan presiden 2009, setelah dalam Rapat Pimpinan Nasional 2007 Golkar memastikan tidak ada lagi konvensi. "Kalau memang sistem tersebut sejalan dengan konvensi maka tidak masalah, tetapi saya belum dapat memberikan jawaban. Kalau dengan konvensi saya telah memiliki pengalaman, sudah tahu bagaimana sistem dan mekanismenya," katanya setelah acara seminar Prospek Kepemimpinan: Peran dan Kedudukan Partai Politik. Seminar itu juga dihadiri tokoh politik lainnya seperti Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung, dan Ketua Umum Partai Bintang Bulan Hamdan Zoelva, di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Akbar menyatakan, menghargai dan menghormati kuputusan Golkar untuk tidak lagi menggunakan konvesi guna memilih calon presiden yang akan didukung partai berlambang pohon beringin tersebut. "Saya tetap menghormati keputusan Rapat Pimpinan Nasional Golkar, saya tidak kecewa terhadap keputusan itu," kata Akbar, yang pernah menyatakan siap mencalonkan diri sebagai calon presiden asalkan Golkar menerapkan konvensi. Menurut Akbar, ia akan memberikan keputusannya untuk tetap maju mengikuti pemilihan presiden 2009 setelah Golkar menjelaskan mengenai proses survei. "Kalau survei ini saya belum tahu bagaimana cara survei dilakukan. Bagaimana cara menetapkan orang yang akan disurvei, metodologinya seperti apa, itu harus diketahui terlebih dahulu," ujarnya. Sementara itu, sebelumnya, Partai Golkar memastikan tak akan lagi menggunakan model konvensi. Mayoritas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar, maupun organisasi-organisasi massa pendiri serta yang didirikan partai berlambang pohon beringin itu, menghendaki format rekrutmen baru. Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, M. Jusuf Kalla, mengatakan konvensi hal yang menarik tetapi tidak dibutuhkan oleh rakyat dan konvensi hanya akan melelahkan kader-kader. "Memang sangat menarik berbicara soal konvensi itu, tapi tidak dibutuhkan rakyat. Yang dibutuhkan rakyat hal-hal yang riil, seperti pembangunan infrastruktur," kata Jusuf Kalla saat membuka Rapimnas III partai Golkar. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007