Jakarta (ANTARA News) - Rencana kerjasama PT Pusri (Pupuk Sriwidjaja) dengan Iran membangun pabrik pupuk di negara teluk itu menunggu pendanaan yang diperkirakan mencapai 600 juta dolar AS. Direktur Utama PT Pusri, Dadang H Kodri, di Jakarta Rabu mengatakan, sejumlah negara maupun lembaga keuangan internasional dan dalam negeri telah menawarkan dana pinjaman untuk pengembangan pabrik pupuk tersebut. "Sudah banyak yang menawari seperti Jerman dan ADB (Bank Pembangunan Asia), namun kami belum menetapkan," katanya di sela penandatanganan Pakta Integritas antara Komisaris, Direksi PT Pusri dan mitra bisnis BUMN tersebut. Pabrik pupuk hasil patungan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dan National Petrochemical Company of Iran (NPCI) itu akan diberi nama Hengam Petrochemical Company dan rencananya segera difinalisasi pada akhir tahun ini di Jakarta. Industri pupuk hasil kerjasama dua negara ini, tambahnya, akan memproduksi pupuk urea dan amoniak yang mana kapasitas produksinya mencapai 2.500 ton per hari. Menurut dia, produksi pupuk perusahaan patungan tersebut nantinya sebanyak 50 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Iran sedangkan 50 persen lainnya akan diekspor termasuk ke Indonesia. "Namun pembangunan ini masih menunggu siapa yang mau membiayai karena 30 persen dari ekuiti 70 persen pembiayaan dari luar, dari 30 persen ekuiti ini dibagi 50:50 modalnya antara Iran dan Indonesia dengan total dana 600 juta dolar AS," ujarnya. Menurut dia, PT Pusri mengeluarkan dana perusahaan hingga 97 juta dolar AS sebagai modal dan dibayarkan selama tiga tahun mulai dari pembangunan pabrik. Dadang mengatakan, kedua pihak telah melakukan pertemuan baik di Iran maupun di Jakarta untuk membicarakan realisasi pembangunan pabrik pupuk patungan dua negara tersebut. Dari pembahasan tersebut, tambahnya, disepakati untuk mencari pendanaan yang paling murah, jadwal melakukan pembangunan pabrik serta ijin dari pemegang saham. "Memang kami belum mendapatkan kepastian (pembangunan pabrik pupuk di Iran) mungkin sekitar Januari atau Pebruari," katanya. Meskipun demikian,Dadang memastikan pembahasan pembangunan pabrik sudah final, setelah Deplu Iran mengirim surat ke Kementerian BUMN untuk menindaklanjuti rapat pertama di Teheran sedangkan rapat kedua akan digelar Desember 2007 di Jakarta. Menurut dia, Iran dipilih sebagai mitra pengembangan pabrik pupuk karena bersedia memberikan harga gas yang kompetitif di bawah dolar AS per mmbtu, lebih rendah dari harga gas di dalam negeri yang saat ini 3,5 sampai 4 dolar AS per mmbtu. Melawan Korupsi Sementara itu mengenai Pakta Integritas Melawan Korupsi, Dadang mengatakan, hal itu sebagai kebulatan tekat dan komitmen untuk memperkuat upaya pencegahan dan perlawanan terhadap tindakan korupsi. Sebagai induk perusahaan atau holding company dari BUMN yang bergerak di sektor industri dan distribusi pupuk serta rancang bangun industri, tambahnya, PT Pusri dituntunt bekrja lebih efisien dan menguntungkan bagi bangsa serta kesejahteraan rakyat. "Untuk itu segala perbuatan dan tindakan baik yang mengarah maupun secara terang-terangan mengandung unsur korupsi harus dicegah sejak dini dan ditentang serta dilawan," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007