Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2019 tumbuh sebesar 6,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp5.744,2 triliun atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar enam persen (yoy).

Akselerasi likuiditas perekonomian atau M2 itu terutama didorong komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh 4,8 persen (yoy) dan 23,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,6 persen (yoy) dan 16,8 persen (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan komponen uang kuasi relatif stabil sebesar 7,1 persen (yoy), sebut Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) dalam info terbarunya di Jakarta, Selasa.

Dijelaskan, berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh perbaikan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih serta ekspansi keuangan pemerintah.

Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih pada Maret 2019 membaik menjadi -3,7 persen (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar -5,1 persen (yoy). Perbaikan tersebut seiring dengan kenaikan cadangan devisa pada Maret 2019.

Sementara itu, operasi keuangan pemerintah pada Maret 2019 mengalami ekspansi tercermin dari peningkatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat, yaitu dari -25,3 persen (yoy) menjadi -9,1 persen (yoy), sejalan dengan perlambatan rekening giro pemerintah pusat di Bank Indonesia dan perbankan.

Baca juga: Uang beredar tumbuh melambat pada Januari 2019

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019