Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Jumat pagi menguat menjauhi level Rp9.400 per dolar AS, karena pelaku lokal kembali membeli rupiah, meski belum besar. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik empat poin menjadi Rp9.375/9.380 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.379/9.385 per dolar AS. "Pembelian terhadap rupiah oleh pelaku pasar relatif kecil, karena mereka sambil menunggu Bank Sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan suku bunganya," kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Jumat. Dikatakannya, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya yang diperkirakan sebesar 50 basis poin, maka kenaikan rupiah kemungkinan akan berlanjut. Peluang rupiah untuk menguat kembali diperkirakan cukup besar hanya menunggu waktu saja, katanya. Rupiah, menurut dia, akan bisa mendekati level Rp9.200 per dolar AS, namun agak sulit untuk bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, karena kekhawatiran pelaku terhadap gejolak harga minyak masih tinggi. Apabila harga minyak bergerak turun dan suku bunga AS merosot, maka peluang rupiah untuk lebih tinggi akan semakin besar, ucapnya. Rupiah, lanjut dia, diharapkan akan segera menguat untuk mengurangi biaya impor minyak mentah dunia, karena dengan naiknya rupiah maka biaya impor minyak mentah akan berkurang. "Kami optimis pemerintah juga sedang mengarahkan pergerakan rupiah untuk menguat, apalagi Bank Indoensia (BI) terus memantau rupiah dan melepas cadangan dolar AS agar rupiah menguat," katanya. Sementara itu, dolar AS naik 0,2 persen menjadi 110,18 dan euro juga menguat 0,2 persen terhadap dolar AS jadi 1,4770. Kenaikan euro terhadap dolar AS, karena The Fed menyatakan akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007