New York (ANTARA News) - Indonesia menekankan bahwa semua upaya menghidupkan kembali upaya perdamaian di Timur Tengah (Timteng), terutama Palestina, sangat tergantung pada kesungguhan Israel untuk menyelesaikannya, karena Israel yang menjadi akar permasalahan sengketa tak berkesudahan tersebut. "Kita harus menyatakan kembali bahwa pendudukan Israel adalah akar, yang menyebabkan konflik di Timur Tengah, terutama Palestina," kata Wakil Tetap Republik Indonesia (Watapri) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Marty Natalegawa, di New York, Kamis (29/11) waktu setempat. "Itu diakui melalui resolusi PBB, yang tak terhitung banyaknya," ujar Marty, sambil menyebut resolusi 242 tahun 1967, 338 (1973), dan 1397 (2002) sebagai contoh. Pernyataan tersebut disampaikan Marty pada Sidang Majelis Umum PBB, yang membahas masalah Palestina dan bertepatan dengan Hari Kesetiakawanan Antar-bangsa bagi Rakyat Palestina tanggal 29 November. Dengan menyatakan Indonesia menyambut hasil pertemuan Timur Tengah di Annapolis, Maryland, Selasa (27/11), Marty mengingatkan bahwa masyarakat antar-bangsa wajib mendukung dan mengawasi upaya penyelesaian damai, termasuk berbagai prakarsa dan pemahaman bersama, yang dicapai di Annapolis, Amerika Serikat (AS). Pertemuan Annapolis itu menghasilkan kesepakatan antara Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, dan Presiden Palestina, Mahmud Abbas, bahwa Israel dan Palestina akan meningkatkan perundingan dengan sasaran dapat mencapai penyelesaian sengketa Israel-Palestina pada akhir 2008. "Upaya menghidupkan kembali proses perdamaian hanya bisa dijalankan, jika Israel memperlihatkan keinginan sungguh-sungguh untuk terlibat dalam penyelesaian isu penting," kata Marty. "Untuk mewujudkannya, Dewan Keamanan perlu memastikan bahwa Israel menghormati dan mematuhi berbagai resolusi PBB, yang berkaitan dengan konflik itu," ujarnya. Sementara itu, ketika berbicara mewakili Dewan Keamanan (DK) PBB, Marty --yang selama November 2007 menjabat Presiden Dewan Keamanan-- menyampaikan bahwa DK PBB memuji pertemuan soal Timur Tengah di Annapolis. DK PBB, katanya, terus-menerus berupaya memberikan iuran bagi penciptaan keadaan memadai bagi kemajuan pandangan politik tentang pembentukan negara Palestina. "Dewan Keamanan terus membantu prakarsa mewujudkan visi dua negara demokratis, yaitu Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan secara damai dan aman," kata Marty. Ia juga menyampaikan keprihatinan DK PBB terhadap keadaan sosial, ekonomi dan kemanusiaan di Jalur Gaza dan menyeru bantuan darurat dan kemanusiaan bagi warga di wilayah tersebut diteruskan. (*)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007