Jakarta (ANTARA News) - Kereta rel listrik (KRL) dalam kota atau circle line, Ciliwung Blue Line, yang baru dioperasikan Jumat (30/11), masih sepi penumpang seiring kurangnya sosialisasi baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta maupun PT Kereta Api (Persero) Daops I Jakarta. Jumlah penumpang sejak kereta berangkat dari Stasiun Manggarai pada 15.30 WIB sampai Stasiun Kampung Bandan kurang dari 20 orang. Sosialisasi pengoperasian KRL Ciliwung Line itu, hanya terlihat di spanduk atau tulisan di stasiun yang menyebutkan dioperasikannya KRL dalam kota. "Penumpang masih sepi, padahal tiket untuk saat ini didiskon yang seharusnya Rp5 ribu menjadi Rp3.500/penumpang," katanya. KRL Ciliwung itu membawa empat rangkaian gerbong, dengan rute Manggarai, Tanah Abang, Kampung Bandan, Pasar Senen, dan Jatinegara. Seorang penumpang, Suharto (79), mengatakan, dirinya baru mengetahui adanya KRL itu pada Jumat (30/11) dari pemberitaan di media televisi. "Saya penasaran saja ingin merasakan kereta ini, yang katanya menggunakan lintasan lama yang pernah dipakai pada 1980-an," katanya. Ia menyayangkan informasi KRL ini kurang disosialisasikan padahal keberadaannya benar-benar nyaman dengan AC dan cepat sampai tujuan. "Saya berharap ketepatan waktu ini, terus berlangsung dan jangan hanya sesaat pada awal pengoperasian saja," katanya. Hal senada dikatakan oleh Sarjuni (60), mengharapkan, agar KRL Ciliwung tepat waktu baik kedatangan maupun keberangkatan. "Karena keberadaan KRL ini, akan sangat membantu para pekerja," katanya. Sementara itu, di sejumlah ruas jalan KRL tersebut masih banyak bangunan liar hingga dikhawatirkan ke depannya akan mengganggu operasional jenis angkutan darat itu. Bangunan liar itu banyak terlihat di kawasan Duri, Angke, Kampung Bandan dan Kramat Sentiong. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007