Jakarta (ANTARA News) - Indonesia yakin mampu mengekspor gula pada 2009 apabila kapasitas produksi tambahan sebesar satu juta ton yang menelan investasi Rp9,7 triliun, teralisasi 2008. "Kalau jumlah (1 juta ton) itu tercapai jangankan swasembada, ekspor gula akan sangat mudah bagi kita," kata Deputi Bidang Usaha Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan dan Penerbitan Kementerian Negara BUMN, Agus Pakpahan, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, semula pemerintah menargetkan produksi gula nasional sebesar 2,6 juta ton per tahun. Jumlah itu akan mudah tercapai bila iklim mendukung, mengingat produksi gula tersebut ditopang areal seluas 422,38 ribu hektar dengan potensi produksi tebu 34,18 juta ton. "Kita ingin lebih dari sekadar swasembada gula, kita ingin bisa ekspor, oleh karena itu kita akan percepat program ini," katanya. Pemerintah menargetkan produksi gula nasional ditambah satu juta ton dari semula 2,6 juta ton agar target ekspor dapat tercapai. Karena itu pemerintah menganggarkan Rp9,7 triliun selama tiga tahun untuk merehabilitasi dan mengembangkan bisnis pergulaan nasional termasuk rehabilitasi pabrik-pabrik gula. "Kita juga akan membangun sekitar dua pabrik gula baru," katanya. Menurut Agus, pada dasarnya bila hanya persoalan swasembada gula, kalau iklim mendukung maka 2008 Indonesia mampu berswasembada gula. Agus mengatakan, dana Rp9,7 triliun itu bukan diambil dari APBN melainkan dari pinjaman perbankan dan dana internal yang ada. "Kita usahakan untuk tidak mengambil dari APBN sebab saya yakin kita di BUMN mempunyai potensi yang besar," katanya. Kebutuhan konsumsi gula rumah tangga di Indonesia tahun depan diperkirakan mencapi 2,74 juta ton.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007