Seoul (ANTARA News) - Perunding Amerika Serikat (AS), Christopher Hill, pada Senin bertolak dalam suatu kunjungan yang jarang terjadi ke Korea Utara (Korut) di awal pekan ini, yang krusial dalam pembahsan upaya internasional untuk menutup program nuklir Korut. Hill, Asisten Menteri Luar Negeri AS, terbang dari pangkalan udara AS di Seoul, Korea Selatan (Korsel), setelah berada beberapa hari di Korsel untuk mengadakan berbagai konsultasi, demikian pengumuman Kedutaan AS di Korsel. Ketua perundingan nuklir AS akan bertemu dengan sejawatnya, Kim Kye-Gwan, guna membahas deklarasi yang diperkirakan selesai dalam beberapa hari mengenai semua program nuklir Korea Utara dan cadangan plutonium serta persenjataan lainnya. Daftar tersebut juga diduga akan mencakup program rahasia Utara untuk membangun bom-bom yang menggunakan uranium yang diperkaya (HEU), kata Hill. Korut mengejutkan dunia pada Oktober 2006 saat melakukan uji bom nuklir. Tapi, sekitar empat bulan kemudian negara tersebut mencapai persetujuan dengan enam negara untuk menutup pabrik-pabrik penghasil plutoniumnya, dan membuat deklarasi nuklir yang menyeluruh untuk mendapatkan imbalan bantuan energi dalam jumlah besar. Ke enam negara kemudian menetapkan batasan waktu sampai akhir tahun ini untuk tahapan tersebut. Penutupan kompleks nuklir Yongbyon di bawah pengawasan AS, yang akan dihadiri Hill, saat ini sedang dilakukan dengan baik. Isi deklarasi akan menunjukkan apakah Korea Utara bersedia untuk melaksanakan semua cara untuk memusnahkan program nuklir sepenuhnya, atau apakah pihaknya masih berencana untuk menguasai cadangan bahan baku setelah pabrik-pabriknya dihentikan. "Menghentikan fasilitas nuklir tua seperti Yongbyon adalah bukan konsesi yang besar," kata seorang diplomat pekan lalu. "Mereka mungkin saja berpikir bahwa mereka berkorban untuk itu." Para perunding perlu mengetahui berapa banyak plutonium Korea Utara yang sudah dihasilkan, dan ini merupakan `bagian terberat bagi Korea Utara untuk mengatakan apa yang telah mereka lakukan terhadap bahan-bahan peledak tersebut." Hill mengatakan, deklarasi akan disampaikan kepada China, ketua perundingan enam negara yang dimulai sejak 2003, yang anggotanya termasuk kedua Korea, AS, Rusia dan Jepang. Putaran lain dari perundingan enam negara diperkirakan akan dimulai di Beijing, Kamis, meskipun untuk hal itu belum ada pengumuman resmi. Dalam hal program plutonium, Hill mengatakan bahwa AS menginginkan suatu `pengertian sepenuhnya` terhadap program HEU, bahkan apabila fasilitas-fasilitas itu sudah tidak aktif. Berbicara kepada para mahasiswa di Seoul Sabtu, utusan AS itu dilaporkan mengatakan, Washington mempunyai `fakta-fakta yang layak dipercaya` atas pembelian peralatan dan bahan-bahan baku Korea Utara yang bisa digunakan dalam program HEU. Hill juga menandaskan keinginannya terhadap Korea Utara, termasuk upaya-upaya proliferasi di dalam daftar, di tengah adanya kecurigaan-kecurigaan bahwa negara itu mungkin membantu Suriah untuk membangun sebuah pabrik nuklir. Tuduhan-tuduhan AS bahwa Korea Utara mengoperasikan program HEU secara rahasia telah menimbulkan kendala cukup lama pada kesepakatan penghapusan senjata nuklir sebelumnya pada tahun 2002. Hill mengatakan, dia ingin segera melangkah pada tahapan akhir tahun depan, berdasarkan mana Korea Utara harus membongkar seluruh pabrik-pabrik nuklirnya dan menyerahkan cadangan plutonium, di samping bom-bom yang sudah dihasilkan. Jika itu dilakukan, perjanjian kemudian akan mempertimbangkan normalisasi hubungan-hubungan dengan AS dan Jepang, mengakhiri sanksi-sanksi ekonomi dan membentuk perjanjian resmi untuk mengakhiri Perang Korea 1950-1953. AS menyatakan bersedia untuk menghapus negara komunis itu dari daftar negara sponsor terorisme, setelah denuklirisasi dilaksanakan. AS juga akan memberikan bantuan ekonomi, di samping bantuan dari badan-badan multilateral, seperti Bank Dunia. Hill terakhir berkunjung ke Korea Utara Juni lalu, kunjungan pertama dilakukannya pada 2002. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007