Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia MS Hidayat mengungkapkan, sulit mengharapkan pengusaha mau menekan margin keuntungan untuk menekan dampak kenaikan produksi akibat peningkatan harga BBM industri. "Kalau begitu (memangkas margin keuntungan), mereka tidak bisa bertahan. Yang saya mau jaga adalah jangan sampai mereka berhenti berproduksi, kemudian terjadi banyak PHK (pemutusan hubungan kerja)," kata Hidayat yang ditemui di sela-sela rapat paripurna DPR di Jakarta, Selasa. Untuk itu, pihaknya telah meminta pemerintah fokus membantu industri padat karya, dengan insentif dan berbagai kemudahan lainnya. "Kami berharap mereka (industri padat karya) mendapat beberapa insentif dan kemudahan yang konkrit dan bisa dilaksanakan," ujarnya. Lebih jauh Hidayat juga mengatakan para pengusaha sulit menaikkan harga barang sebagai kompensasi kenaikan biaya produksi, karena daya beli konsumen belum meningkat sehingga sulit menyerap barang dengan harga baru. "Kalau begitu, yang terjadi adalah penurunan permintaan," katanya. Pada akhirnya, tambah Hidayat, pemerintahlah yang harus mencari altenatif rencana aksi nasional untuk memecahkan masalah kenaikan harga minyak dunia, yang bisa mengakomodir kepentingan nasional dan pengusaha di masa mendatang. "Saya tidak mau bilang pesimis dengan ekonomi 2008, tapi saya senang pemerintah sudah merespon beberapa kekhawatiran kami yang dulu pernah kami sinyalir," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007