Nusa Dua (ANTARA News) - Sekretaris eksekutif Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) Yvo de Boer mengatakan, program adaptasi perubahan iklim tetap diperlukan sekalipun ada optimisme atas upaya mitigasi atau segala upaya untuk mengurangi emisi karbon penyebab perubahan iklim. "Adaptasi penting sekalipun ada optimisme bahwa perubahan iklim dapat dicegah," kata De Boer dalam konferensi pers di sela sidang UNFCCC di Nusa Dua, Bali, Rabu. Menurut De Boer, yang sore itu mengenakan kemeja batik berwarna coklat lengan panjang, resiko yang ditanggung dunia sangat besar jika mengabaikan program adaptasi mengingat saat ini pun dampak perubahan iklim telah muncul di sejumlah tempat. Dia menyebutkan bahwa komunitas rentan dan warga miskin menjadi salah satu pihak yang menderita dampak paling besar akibat perubahan iklim karena memiliki cukup sumber daya ekonomi untuk melindungi diri dari perubahan iklim. Mereka kesulitan akses terhadap air bersih, kekurangan bahan pangan akibat kekeringan atau banjir dan lain-lain, ujarnya. Oleh karena itu, lanjut dia, diperlukan investasi besar untuk adaptasi atau dana adaptasi global untuk membantu seluruh negara di dunia --terutama negara berkembang dan miskin-- untuk beradaptasi dengan perubahan iklim sebelum terlambat. De Boer menjelaskan bahwa dalam pertemuan Bali, seluruh delegasi merundingkan mengenai mekanisme, donor, dan pengaturan dana adaptasi. "Perundingan masih berlangsung," katanya saat ditanya mengenai hasil perundingan. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pembahasan juga meliputi upaya untuk memasukkan adaptasi dalam strategi dan perencanaan jangka panjang kebijakan dunia. Sebelumnya, Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Departemen Luar Negeri RI Salman Al-Farisi mengatakan bahwa konferensi Bali diharapkan dapat menyapakati orang atau lembaga yang akan mengatur dana adaptasi yang nantinya akan dimanfaatkan oleh negara-negara berkembang itu. "Selama ini kan belum ada kesepakatan tentang itu," katanya seraya menjelaskan kemungkinan bentuk lembaga atau organisasi yang disepakati. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007