Brisbane (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra meminta pengasuh situs media Bea Cukai Australia (ACS) untuk segera mencabut foto seorang petugas ACS sedang memeriksa ruang pesawat Garuda Indonesia, namun foto tersebut dipakai untuk melengkapi pernyataan pers tentang penemuan 5,7 kilogram kokain. Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi, kepada ANTARA News yang menghubunginya dari Brisbane, Rabu, menyatakan, pihaknya keberatan dengan pemuatan foto tersebut, karena dapat menimbulkan kesalahpahaman dan merusak imej Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional yang tidak terlibat dalam kasus tersebut. "Sebaiknya foto itu dicabut, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman pengunjung situs ACS," katanya menegaskan. Dino mengemukakan, pihaknya telah melayangkan keberatan itu dan direspons secara baik oleh manajemen ACS, mengingat Garuda Indonesia sama sekali tidak terlibat dan tidak pula melayani rute penerbangan Los Angeles (AS)-Sydney (Australia). "Syukurnya, pihak ACS yang sudah kita hubungi berjanji untuk segera mencabut foto itu. Pihak ACS mengatakan, pemuatan foto tersebut bukanlah kebijakan ACS, melainkan sekedar kesalahan dari pengelola `website`," katanya. Sementara itu, seorang staf Humas (media officer) ACS yang dihubungi secara terpisah mengatakan, pemuatan foto tersebut semata-mata hanya pertimbangan "stock image" (stok foto) yang dimiliki ACS dan tidak ada maksud lain, terlebih lagi Garuda Indonesia bukanlah maskapai yang terlibat dalam kasus penemuan 5,7 kilogram kokain itu. Menjawab pertanyaan ANTARA tentang mengapa "harus stok foto Garuda Indonesia" dan mengapa bukan foto maskapai penerbangan lain yang ditampilkan pihaknya untuk melengkapi pernyataan pers ACS dalam situsnya (http://www.customs.gov.au/site/page.cfm) yang menjadi rujukan banyak pekerja media di Australia itu, staf Humas ACS tersebut berkilah bahwa foto itu tidak mengindikasikan keterlibatan Garuda dalam kasus tersebut. "Garuda bukanlah maskapai yang sedang diselidiki," kata staf Humas ACS yang menolak menyebutkan namanya itu. Sebelumnya, petugas Bea Cukai Bandar Udara Internasional Sydney menemukan 5,7 kilogram kokain senilai 660.000 dolar Australia di dalam salah satu toilet pesawat Boeing 747 yang tiba di sana dari Los Angeles, Amerika Serikat (AS) pada 2 Desember 2007. ACS dalam penjelasannya, Selasa (4/12), menyebutkan bahwa penemuan tersebut bermula dari pencarian tim keamanan Bandara Bea Cukai terhadap pesawat yang baru tiba dari penerbangan dari Los Angeles itu. Dalam pencarian itu, para petugas dilengkapi anjing pelacak dan peralatan detektor akhirnya menemukan 12 bungkusan yang dibuang pelaku di sebuah tong sampah kecil di toilet pesawat tersebut. Ke-12 bungkusan berisi serbuk putih seberat 5,7 kilogram itu sudah diserahkan pihak Bea Cukai ke Polisi Federal Australia (AFP) untuk kepentingan investigasi. Penemuan 5,7 kilogram kokain itu merupakan yang kedua dalam sepekan terakhir, setelah pada 28 November lalu, seorang warga Australia juga ditangkap petugas bea cukai bersama barang bukti 230 gram heroin setibanya pelaku di Bandara Internasional Sydney dari penerbangan dari Bangkok, Thailand. Terdakwa mulai diadili di Pengadilan Negeri Sydney Sentral pada 30 November lalu, dengan ancaman hukuman maksimal 25 tahun penjara dan atau denda 550 ribu dolar Australia. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007