Praha (ANTARA News) – Duta Besar Republik Indonesia (RI) di Praha, Ceko, Prof DR Salim Said, menilai bahwa tugasnya dalam mengembangkan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Republik Ceko lebih mudah ketimbang pendahulunya. Hal itu disampaikan Salim Said yang didampingi Sekretaris I Bidang Penerangan, Sosial, Kebudayaan dan Pariwisata (Pensosbudpar) KBRI Praha, Azis Nurwahyudi, di Gedung KBRI Jalan Nad Budankami 7, Smichov, Praha, kepada Zeynita Gibbons, Koresponden ANTARA News untuk Eropa. Menurut Salin Said, yang juga dikenal sebagai mengamat militer dan kritikus film, diplomasi yang dilancarkannya saat ini lebih kepada masalah ekonomi, sosial dan kebudayaan. Dikatakannya, setelah terjadinya reformasi di Ceko, maka masalah politik tidak lagi menonjol dalam peningkatan hubungan diplomatik. Awalnya, negeri itu bernama Cekoslovakia, dan pecah menjadi Republik Ceko dan Slovakia. "Duta besar kita tidak lagi disibukkan dengan masalah politik, seperti masalah Timor Timur, maupun soal HAM, yang kini sudah tidak menjadi masalah utama bagi Indonesia," ujarnya. Dikatakannya, saat ini tugas utama diplomat itu adalah mencoba meningkatkan hubungan dagang dengan negara dimana kita berada, persoalannya hubungan dagang juga tergantung pada beberapa hal, seperti birokrasi di dalam negeri dan upaya mencari investor untuk menanam modal di Indonesia. Dalam soal mempromosikan Indonesia di Ceko, menurut dia, perlu suatu kiat khusus karena setelah perubahan politik di Ceko dari komunis ke demokratis juga terjadi pergantian elit secara total. Sayangnya, ia menilai, elit yang baru di Ceko tidak atau belum mengenal Indonesia, dan kurang mengetahui sejarah hubungan Indonesia dan Republik Ceko dimasa lalu yang sangat baik. Hal ini terjadi tidak saja terhadap Indonesia, tetapi juga negara lain yang dulu dekat dengan Cekoslovakia. Dikatakannya, kini para diplomat Indonesia harus mulai kembali memperkenalkan Indonesia. "Karena, kami berprinsip orang tidak akan beli barang dari suatu negara kalau tidak mengenal dekat negara itu," katanya. Salim Said mengibaratkan, seseorang membeli barang, seperti merek Pierce Cardin karena tahu buatan Prancis, atau membeli Marcedes lantaran tahu kualitas produk otomotif dari Jerman yang berteknologi tinggi, sementara bagi Indonesia saat ini berada pada posisi untuk memperkenalkan kembali potensinya. Jalan terbaik untuk memperkenalkan Indonesia adalah melalui kebudayaan, dan oleh sebab itu, ujar Salim Said, KBRI di Praha saat ini khusus lebih menekankan kepada diplomasi kebudayaan. Salah satunya, menurut dia, dengan mengelar acara Pekan Film Indonesia yang tengah berlangsung di Cinema Portebole yang berlangsung hingga 11 Desember mendatang dengan menampilkan film film pilihan seperti Ibunda yang meraih sembilan Piala Citra maupun film "Pejuang", di mana aktor Bambang Hermanto (almarhum) pernah memperoleh penghargaan di Moskow, Rusia. Selain itu, KBRI Praha juga tengah mempersiapkan acara Pagelaran Batik dengan mendatangkan perajin dan perancang batik Afif Syakur dari Yogyakarta yang akan disertai para Duta Muda ASEAN-Indonesia 2007 dari Departemen Luar Negeri RI. Pada 2008, Salim mengemukakan, KBRI Praha juga tengah merancang berbagai acara dalam rangka memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Ceko, apalagi 2008 merupakan peringatan 50 tahun ditandatanganinya Perjanjian Kebudayaan di antara Indonesia dan Ceko. £Kami ingin merayakan sebagai bagian penting dari kegiatan seni budaya Indonesia di Ceko dalam, rangka memperkenalkan Indonesia," ujar Salim Said. Selain digelarnya pekan film Indonesia, yang dinilainya sangat murah, sebagai langkah awal dari peringatan 50 tahun perjanjian kebudayaan Indonesia dan Ceko, maka KBRI di Praha juga bekeinginan mendatangkan misi kebudayaan bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Parisiwsata (Depbudpar) Indonesia. Dikatakannya, KBRI Praha harus dapat meyakinkan pemerintah khususnya dalam hal ini Departemen Kebudayaan dan Pariwisata guna memanfaatkan momentum ulang tahun emas kerjasama di kedua negara itu dalam upaya memperkenalkan Indonesia. Menurut Salim Said, KBRI di Praha mempunyai keuntungan tersendiri karena sebagai negara yang berada di wilayah Eropa Tengah, berdekatan dengan berbagai perwakilan RI lain, seperti di Berlin (Jerman), Wina (Austria), Warsawa (Polandia), Bratislava, Budapest (Hungaria) dan Bucharest (Rumania). Kondisi geografis tersebut menguntungkan, karena setiap misi yang datang ke Ceko dapat dimanfaatkan oleh KBRI di sekitarnya. Sementara itu, Azis Nurwahyudi mengemukakan, kegiatan yang dicanangkan sepanjang 2008 menyangkut penampilan berbagai misi kesenian tradisional, musik, seminar dan pekan film, promosi pariwisata untuk mendukung "Visit Indonesia Year 2008" denganberbagai kegiatan kepemudaan dan media. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007