Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Jumat pagi, melemah karena pelaku pasar kembali membeli dolar AS, setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin. Nilai tukar rupiah merosot menjadi Rp9.260/9.270 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.240/9.255 per dolar AS atau melemah 20 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan koreksi rupiah setelah BI menurunkan suku bunganya hanya sementara, karena peluang untuk kembali menguat cukup besar. Karena dalam waktu tidak lama lagi, bank sentral AS (The Fed) juga akan menurunkan suku bunganya yang akan mendorong mata uang lokal kembali menguat, katanya. Menurut dia, apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya, maka rupiah diperkirakan akan bisa mencapai di bawah level Rp9.200 per dolar AS, karena tekanan negatif dari turunnya bunga BI Rate tidak begitu besar. Bahkan, investor asing cenderung untuk menempatkan kembali dananya, melihat perbedaan antara suku rupiah dan dolar AS tetap tinggi, ucapnya. Ia mengatakan, pemerintah seharusnya menjaga kondisi yang positif ini terhadap rupiah, apabila muncul isu negatif dari pemerintah akan kembali menekan mata uang lokal itu. "Kami optimis pemerintah akan menjaga kondisi dan situasi seperti ini untuk mendorong rupiah tetap menguat, karena dengan menguatnya rupiah akan mendukung pembelian impor minyak mentah," katanya. Sementara itu, yen terhadap euro naik 0,2 persen menjadi 163,02 yen, dolar terhadap yen naik 0,1 persen jadi 111,37. Dolar AS terhadap euro stabil, setelah bank sentral Eropa khawatir dengan inflasi yang akan terjadi akhir-akhir ini, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007